"Kami mau bangun kampung dan tanah kami. Kami kader kampung sudah siap membantu pemerintahan kampung. Dan kami mau supaya kami yang sudah dilatih dan disiapkan oleh KOMPAK LANDASAN, kami bisa menjadi pendamping lokal desa (PLD) di kampung kami masing-masing. Kami akan selalu koordinasikan hal ini dengan DPMPK," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Kader Kampung Distrik Atsj, Goris Suwumei mengatakan bahwa tidak semua kader kampung di Distrik Atsj memiliki leptop. Ada kampung yang belum membeli leptop. Karena itu, dirinya berharap Sekretaris DPMPK Asmat, bisa memerintahkan kepala kampung untuk segera membeli leptop.
Goris juga berbicara tentang honor kader kampung. "Selama ini, kader kampung bekerja untuk kampung, tetapi sampai saat ini, honor kader kampung tidak pernah kami terima. Kami minta Bapak Sekretaris DPMPK Asmat untuk memperhatikan kami punya honor ini," pintanya mengakhiri harapannya.
Sementara itu, Septer Manufandu dalam arahannya pada penutupan pelatihan SAIK mengatakan bahwa kader kampung sedang meletakkan dasar pembangunan di kampung untuk generasi masa depan Papua. "Kita harus meletakkan dasar yang benar. Di atas dasar yang benar itulah, anak cucu kita akan berjalan. Kader kampung harus berani berpikir kritis untuk menjadi pemimpin di kampung sendiri," tuturnya.
Ia mengajak para kader kampung untuk senantiasa berlatih SAIK. "Penguasaan leptop itu keterampilan. Kalian sudah belajar SAIK, maka harus kembangkan sehingga tidak lupa," tuturnya.
Septer mengatakan bahwa seluruh data yang ada di dalam SAIK harus berguna untuk proses perencanaan pembangunan di kampung, Distrik dan Kabupaten Asmat. "Data itu mencerminkan semua situasi yang ada di kampung. Kita bisa lihat potret pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Berdasakan data tersebut, kita membuat kebijakan untuk kampung di masa depan," tegasnya.
Menanggapi permintaan kader kampung, Sekretaris DPMPK, Konstantinus Kiom mengajak para kader kampung di Asmat untuk tidak merasa minder dan rendah diri. "Kalian semua jangan bilang tidak bisa bikin ini dan itu. Kalian bisa, tetapi saya minta kalian semua untuk belajar sungguh-sungguh tentang SAIK. Kalau tidak tahu harus tanya di pendamping KOMPAK LANDASAN," tegasnya.
Ia mengajak para kader kampung untuk selalu belajar supaya di masa depan, para kader bisa menjadi PLD sehingga bisa mendampingi kampung masing-masing. "Untuk menjadi PLD tidak mudah. Ada syarat, misalnya tingkat pendidikan, tetapi bukan berarti tidak bisa, kader kampung bisa menjadi bendahara dan lain-lain," tegasnya.
Mengenai leptop kampung, ia mengatakan bahwa pihaknya akan mengupayakan supaya kampung yang belum membeli leptop agar segera membeli leptop. "Kalau kampung yang sudah beli leptop, kita tidak bisa beli lagi. Karena itu, leptop yang sudah dibeli harus dirawat dengan baik," tuturnya.***
Pendampingan yang diberikan oleh KOMPAK LANDASAN terhadap unit layanan kampung di Distrik Agats, Akat dan Atsj menunjukkan kemajuan signifikan. Kampung memiliki data. Kampung terlibat dalam perbaikan sekolah dasar (SD) dan Puskesmas Pembantu (Pustu). Kader kampung mendorong pemerintahan kampung mengurus akta lahir anak, KK dan KTP. Selain itu, masyarakat kampung mulai berdiskusi tentang HIV & AIDS.