***
"Data itu seperti cermin untuk mengenal wajah kampung kita. Dengan data, kita tahu, kita ada dimana dan sedang berbuat apa. Data menyadarkan kita akan situasi saat ini. Data memberikan informasi mengenai potensi , masalah dan kerugian yang kita alami. Selain itu, data mengukur capaian dari suatu periode kepemimpinan di kampung," tuturnya.
Viktor menjelaskan bahwa data kampung membantu pemerintahan kampung untuk membuat skala prioritas pembangunan di kampung. Ketersediaan data menjadi dasar untuk menentukan arah pembangunan kampung di masa depan. Pada akhirnya, data juga menjadi dasar untuk menyusun visi dan misi kampung sehingga kampung benar-benar membangun dirinya sesuai dengan potensi kampung.
Ia menjelaskan bahwa proses pendataan dilakukan oleh kader kampung karena hanya orang kampung yang mengetahui persis kondisi kampungnya. "Kader kampung itu anak kampung, sehingga dia tahu siatuasi kampung. Maka, dalam format pendataan berbasis SAIK kader kampung yang melakukan pendataan supaya sesuai dengan kondisi kampung," tegasnya.
Viktor juga mengatakan bahwa pihaknya mengembangkan aplikasi SAIK seturut amanat UU Nomor  6 tentang Desa, pada pasal 86, ayat 1 menegaskan bahwa "Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi desa yang dikembangkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota."
"Informasi pembangunan kampung dan informasi lain yang terkait dengan pembangunan, seperti yang tertera di dalam SAIK dapat diakses oleh warga kampung maupun semua pemangku kepentingan. Pemerintah daerah wajib menyediakan informasi perencanaan pembangunan kabupaten untuk desa," tegasnya.
Pria yang sudah berkeliling Papua untuk melatih SAIK ini mengatakan bahwa dengan adanya SAIK, maka informasi dan data tersedia di kampung. Aparat kampung dan kader kampung mendapatkan keterampilan pengelolaan administrasi kampung. Selain itu, melalui SAIK, pemerintahan kampung dapat meningkatkan kualitas layanan publik dalam urusan administrasi kependudukan di tingkat kampung, sekaligus membantu proses perencanaan pembangunan kampung serta mempermudah pemuktahiran data kampung.
Usai memaparkan pentingnya data di dalam perencanaan pembangunan kampung, Viktor membimbing para kader kampung untuk mengoperasikan leptop. Ia mengajari mereka menginstal aplikasi SAIK versi 2.0 ke dalam leptop masing-masing. Sesudahnya, para kader kampung diarahkan untuk mengoperasikan berbagai fitur yang ada pada aplikasi SAIK.
Dalam pelatihan SAIK ini, Viktor tidak sendirian. Ia dibantu oleh Kordis Agats, Erold Msen, Kordis Akat, Arita Meak dan Kordis Atsj, Gusty. Selain itu, ada dua kader kampung di Distrik Agats yang sudah menguasai SAIK turut membantu yaitu Isak Semenji, kader kampung Ewer dan Paulus Yupit, kader kampung Beriten. Sedangkan Spesialis Comdev LANDASAN, mengawasi seluruh proses pelatihan yang berlangsung selama tiga hari itu.
***