Cuaca di kota Agats cerah. Jalan komposit ramai oleh pejalan kaki dan pengendara motor listrik. Umumnya, pengguna motor listrik adalah para pegawai, polisi dan tentara serta pedagang. Sedangkan, orang Asmat berjalan kaki melintasi jalan komposit yang dibangun dengan dana miliaran rupiah.
Di pusat kota Agats, tepatnya di depan Hotel Sang Surya Keuskupan Agats, tampak para pemuda Asmat berdiri berjejer di pagar pembatas tepi jalan komposit. Mereka berdiri sambil bercerita satu sama lain.
Para pemuda tersebut adalah kader kampung dari Distrik Akat dan Distrik Atsj. Mereka hadir untuk mengikuti pelatihan Sistem Administrasi dan Informasi Kampung (SAIK). Sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Yayasan Mitra Turatea untuk mengakomodir tata kelola administrasi dan data kampung. Aplikasi SAIK berbasis website off line dan on line. Penggunaan aplikasi ini mewajibkan para kader kampung menyentuh komputer (leptop).
Para kader kampung yang mengikuti pelatihan SAIK merupakan pemuda kampung setempat. "Kader kampung harus orang dari kampung. Dia harus tinggal di kampung. Kader kampung dipilih oleh pemerintah kampung dalam musyawarah dengan warga kampung," tutur Implementing Manager LANDASAN, George Corputty, setiap kali berbicara dengan pemeritahan kampung dan para pelaku pembangunan kampung.
Para kader kampung dari Distrik Akat dan Atsj, yang mengikuti pelatihan SAIK, pada 11-13 Desember 2018, umumnya tidak tamat SD. Ada beberapa orang tamat SMP dan SMA. Meskipun sebagian besar kader kampung tidak tamat SD, mereka memiliki kemauan untuk belajar. Mereka mau belajar karena ada kerinduan untuk membangun kampung secara mandiri.
Sejak bulan April 2018, ketika LANDASAN masuk ke Distrik Akat dan Atsj, Koordinator Distrik (Kordis) LANDASAN Distrik Akat dan Atsj, berkoordinasi dengan kepala kampung untuk merekrut kader kampung. Setelah merekrut kader kampung, Kordis mendampingi para kader kampung untuk melakukan pendataan penduduk berbasis SAIK.
"Setelah saya tiba di Ayam, Distrik Akat, saya pergi ke kepala kampung punya rumah. Saya diskusi dengan kepala kampung untuk merekrut kader kampung. Setelah itu, saya mulai memberikan pendampingan pendataan penduduk menggunakan format SAIK," tutur Kordis Akat, Arita Meak.
Pada bulan Juli 2018, LANDASAN menggelar pelatihan kader kampung di Distrik Atsj dan Akat. Di Distrik Atsj, pelatihan kader kampung dilaksanakan pada tanggal 17-20 Juli 2018 di SD YPPK St. Paulus Atsj. Sedangkan di Distrik Akat, tanggal 24-27 Juli 2018 di aula pastoran St. Martinus de Pores Ayam.
Pasca pelatihan kader kampung, Kordis LANDASAN memberikan pendampingan intensif kepada para kader kampung untuk melakukan sensus penduduk. Hasilnya, setiap kampung di Distrik Akat dan Distrik Atsj memiliki data penduduk manual yang siap dimasukkan ke dalam aplikasi SAIK.
Untuk mengimput data para kader kampung memerlukan leptop. Sejak bulan Mei 2018, Koordinator LANDASAN Asmat, Pit Supardi telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung (DPMPK) dan pemerintahan kampung di Distrik Akat dan Atsj terkait penyediaan leptop kampung untuk kader kampung. Hasilnya, pemerintahan kampung telah mengalokasikan anggaran pembelian leptop di Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK).
Ad beberapa kampung yang belum membeli leptop seperti kampung Cumnew, Sogoni, Bipim. Tetapi, ada juga kampung yang sudah membeli leptop, tetapi ditahan oleh kepala kampung seperti kampung Yasiw. Ada pula, leptop dipegang oleh pendamping, seperti kampung Jewes Doar.