Jangan Ambil DiaÂ
Episode 9
Mentari kembali membawa rasa yang kelam di hati Erick, dan seribu sesal terlintas marah di pikirannya. Rasa penyesalan menghiasi wajah kecil setengah pucat karena sisa dari kenikmatan yang ia rasakan bersama Mirna hingga larut malam.
Lemas genggaman tangan Erick sembari menekan tombol ponselnya untuk kembali merajuk rasa bersalahnya kepadaku. " selamat malam sayang...! Sapaan manja yang selalu di terima olehku dari Erick. " Nada Pesan Whatsapp pun berdering". Hallo Erick mengapa kamu selalu memiliki seribu macam alasan untuk sembunyikan ini semua, mengapa kau mainkan sandiwara kisah ini begini lama Eriiiiccckkk suamiku. Air mata pasti terus berlinang. Erick jawab aku Eriicckk...!
Sampai kapan buah hatimu ini menjadi malaikat yang selalu setia menyeka tangisanku ini...?
Apakah hanya titipan hasil dari daging darahmu untuk ia hidup bersamaku agar aku sakit karena perbuatanmu yang bertahun-tahun bukan kita inginkan bersama...?.
Teganya kau Erick, Hatimu sungguh keras seperti batu. Apa mungkin inilah engkau yang sebenarnya membangunkan sebuah gubuk mewah untuk aku bersama anakmu berlindung dan setelah itu engkau lepas pergi dengan nakodah rasa di luar arah angin kehancuran.Â
Seribu kata diam dari teleponnya Erick. Seperti ia terhipnotis semalam. Kebingungan dipikiran Erick "Apa yang harus saya jelaskan dan ini memang benar-benar terjadi".Â
Suasana hening seketika tidak satupun yang ingin berbicara melainkan tangisan kami berdua menghiasi malam kelam itu.Â
Aku bingung dengan kejahatan yang tidak disangka tertimpa pada keluarga kecilku ini
Apabila ujian yang seharusnya aku terima di dunia ini. Memang tidak ada yang selain menghancurkan orang yang benar-benar aku sayangi.Jangan Ambil Diaaa....