Mohon tunggu...
petrus habeahan
petrus habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Biarawan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pikiran Seperti Kaca Jendela

18 Agustus 2023   10:36 Diperbarui: 18 Agustus 2023   10:44 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PIKIRAN SEPERTI KACA JENDELA

Pikiran kita seperti kaca jendela, Jika kaca itu jernih, kita melihat semua objek sebagaimana yang sebenarnya. Jika kaca buram, segalanya jadi kabur. Seperti itulah fikiran yang dipenuhi; keraguan, kecurigaan, kerisauan, kekalutan dan ketakutan Sukar untuk melihat fakta dan memahami kebenaran. Fikiran seperti itu tidak akan terbuka. Selalu dihantui bayang-bayang kekusutannya sendiri. Tidak semua orang menganggap penting untuk memelihara kejujuran. Banyak orang akan mengatakan, mustahil boleh mendapatkan keuntungan bila kita terlalu jujur. Cara yang biasa ditempuh dalam dunia ini memang lebih banyak dustanya daripada kejujuran. Mereka beranggapan bahwa cara itu adalah cara yang paling ampuh untuk mendatangkan keuntungan. Sebetulnya kebiasaan berbohong atau menyembunyikan sesuatu akan menjadi beban yang akan menyusahkan bagi diri kita sendiri. Kerana sekali kita melakukan kebohongan, maka kita akan melakukan kebohongan kedua untuk menutupi kebohongan yang pertama, untuk nantinya dilanjutkan dengan kebohongan yang ketiga untuk menutupi kebohongan kedua, dan akan begitu seterusnya. Jangan pernah berfikir bahwa kita akan menjadi rugi jika kita berlaku jujur. Percayalah orang jujur akan lebih beruntung, entah bagaimana caranya, kerana kelakuan baik akan mengangkat dan memberi upah bagi mereka yang mau berlaku jujur. Kejujuran adalah kunci dari segala kesuksesan, namun jarang dipraktekkan orang. Orang berbuat jahat bukan hanya dorongan dari dirinya sendiri tetapi ada juga pengaruh orang lain sebagaimana orang lain memperlakukannya. Demikianlah dilakukan Herodes Antipas (anak Herodes Agung) terhadap Yesus. Ia ingin tahu terhadap keberadaan Yesus dan itu tentu ia cemas mengenai kemungkinan bahwa Yesus merupakan Yohanes Pembabtis yang hidup kembali. Karena itulah Herodes Antipas melakukan kejahatan. Maka dengan itu, jernihkanlah cara pandangmu terhadap orang lain agar pikiranmu juga jernih seperti kaca jendela yang selalu dibersihkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun