Â
- Pengertian Filsafat Manusia
      Filsafat manusia merupakan sebuah ilmu pengetahuan filsafat yang mempelajari tentang relasi manusia dengan dunia, sesama, dan Tuhan. Filsafat manusia juga menjadi awal ontologis untuk filsafat secara umum. Nah sebagai pertanyaan reflektif ialah siapakah manusia itu? Dan apa tujuannya? Kata refleksi berasal dari bahasa Latin "reflectere" yang berarti melentukkan ke belakang. Refleksi ini digerakkan oleh rasa heran karena munculnya suatu keraguan. Filsafat tidak puas menerima jawaban yang dangkal, maka perlu memahami sesuatu yang asasi. Refleksi penulis tentang filsafat manusia ini ialah bagaimana keberadaan manusia itu berdasarkan badan, jiwa, dan roh.
Dari keberadaan manusia, maka dunia berada. Manusia berada di dunia melalui tubuh, dunia kedengaran berbunyi karena manusia mempunyai telinga, dunia menjadi perasaan karena tubuh memiliki jari. Dunia menjadi dunia dijalani karena manusia memiliki kaki. Jadi semua yang dikatakan tentang dunia mengandaikan keberadaan manusia di dunia karena dunia selalu menunjuk kepada manusia. Mungkin orang akan bertanya "dunia sudah ada sebelum adanya manusia", itu benar. Manusia adalah mahluk sosial berkat relasi dengan sesamanya, tetapi dengan person manusia berdiri sendiri. Nah, disini ada dua kebenaran yang berlawanan namun benar dalam kesatuannya.
- Pendapat Para Filsuf Tentang Manusia
Pada umumnya manusia disebut sebagai bagian kecil dari keseluruhan (mikrokosmos), sebab manusia memiliki tingkat keberadaannya di dunia. Tubuh dikategorikan dengan dunia benda, jiwa dikelompokkan dalam dunia mahluk hidup yang rohnya bertransendensi dengan dunia mahluk hidup dan dunia benda. Jika manusia dibedakan antara jiwa dan roh, maka dapat diartikan secara biologis. Aristoteles berpendapat bahwa mahluk hidup memiliki kekuatan hidup yang disebut jiwa. Sedangkan Thomas Aquinas berpendapat bahwa roh dan jiwa memiliki suatu kenyataan yang berdwifungsi, karena jiwa itu bisa menjiwai badan dan sekaligus sebagai prinsip kelakuan dan tindakan khas manusia. Nah, bagaimana dua bentuk ini bersatu dalam diri manusia padahal sangat berlawanan. Menurut Plato, badan berasal dari dunia bawah, sedangkan jiwa berasal dari dunia atas. Maka, dengan demikian manusia dikategorikan sebagai material, dan jiwa itu dikategorikan sebagai materi spiritualisme yang direduksi terhadap roh. Dalam kehidupan sehari-hari terkadang ada pertanyaan "apa itu materi", secara pribadi si penulis mengatakan demikian, yaitu yang bukan rohaniah. "Apa itu roh", yaitu sesuatu yang bukan materi. Dari pertanyaan ini bagaimana cara menghayati kesatuan antara badan materi dan roh? penulis merasakan dirinya terbuka sekaligus tertutup, sebab materi terikat antara ruang dan waktu. Tidak mungkin pula berada dalam ruang yang sama karena materi bersifat padat yang barangakali tidak bisa masuk dalam diri sendiri.
Pada umumya manusia seluruhnya jamaniah dan sekaligus rohaniah yang pada dirinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H