[caption id="attachment_314983" align="alignnone" width="476" caption="Sumber : tribunnews"][/caption]
Menghapus masa lalu dan membuat orang lupa, itulah mungkin hal pertama yang harus dilakukan Prabowo sebelum bermimpi menjadi Presiden. tentu hal ini mudah dilakukan jika generasi hari ini berjarak 100 tahun dengan masa lalu tersebut. tapi tidak, naas bagi Prabowo masa lalu itu masih berjarak 20 tahun dan sangat sulit untuk dihapuskan.
Rekam jejak Prabowo yang gelap, terlibat aksi penculikan aktivis mahasiswa saat menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus di tahun 97-98 lalu. akan menjadi warning bagi setiap orang untuk percaya dengan Prabowo.
Lalu apa yang dilakukan Prabowo untuk itu?
Baru-baru ini survey Litbang Kompas menyebutkan bahwa elektabilitas Prabowo terus merosot dan tersisa 11,1%, hal ini juga terjadi pada elektabilitas Partai besutan Prabowo yaitu Gerindra.
Bagaimanapun kuatnya suara tim kampanye Prabowo dalam menghapus ingatan publik, ternyata tidak berbanding lurus dengan reaksi yang diberikan masyrakat. semakin dihapus semakin terlihat, itulah mungkin yang sedang menimpa Prabowo.
Apalagi, hingga saat ini, jejak penculikan aktivis ini masih terlihat dengan belum ditemukannya beberapa aktivis yang hilang. hal ini menjadi kartu mati bagi Prabowo untuk menjadi pemimpin di negeri ini. sekali lagi, seberapa kuatpun tim kampanye Prabowo mengatakan 'itu masa lalu'. maka akan semakin keras pula ingatan publik dan reaksi yang menyatakan 'masa lalu adalah pijakan untuk melihat siapa yang sedang berkampanye di televisi anda,'
Berhenti Sesumbar
Beberapa kali kita membaca komentar elit Gerindra yang terlihat begitu sesumbar, dengan menyebutkan Prabowo lebih diingkan rakyat dari Jokowi sebagai Presiden, sebagai awam saya membaca itu sebagai kesombongan yang tak perlu dilakukan.
Prabowo, Produk gagal orde baru seperti yang ditulis Tempo perlu bercermin lagi, Masa lalu dilupakan ketika bagian masa lalu itu bisa diungkapkan dengan benar dan jelas, bagaimana anda meminta keluarga korban penculikan aktivis yang anak atau suami mereka belum ditemukan hingga kini? sementara Prabowo beriklan di televisi soal demokrasi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H