Mohon tunggu...
Petrus Oratmangun
Petrus Oratmangun Mohon Tunggu... -

nyengirrrr...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banda, Pulau Bersejarah Penuh Kekerasan

2 November 2011   05:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:09 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Parawisata Maluku tergores garis kelam. Betapa tidak, Pulau Banda, salah satu pulau terindah yang dijadikan icon parawisata Maluku tercoreng menyusul pembunuhan bermotif perampokan di pulau yang dijadikan pusat pelaksanaan Sail Banda 2010 ini.

Selasa (1/11) dinihari sekitar pukul 02.00 WIT, salah satu warga keturunan Toni Rambitan alias Hitong (59 tahun), yang selama ini dikenal warga sebagai orang terkaya di Pulau Banda, tewas mengenaskan. Dia dibacok komplotan perampok hingga tewas di rumahnya, Desa Nusantara. Sebelumnya para perambok sempat menyekap istrinya. Tak sampai disitu, para perampok juga berhasil membawa lari uang milik korban sekitar Rp. 500 juta.

Menurut penuturan keluarga korban, Rony Rambitan, Hitong selama ini dikenal amat mencintai pulau itu. Dia dilahirkan, menghabiskan masa kecil dan dibesarkan disana. Malah ketika konflik Maluku merembet sampai di Pulau Banda sekitar tahun 1999, Hitong dan keluarganya tetap memilih berusaha disana. Karena memiliki pergaulan yang luas, Hitong pun dijaga oleh warga setempat, meski sebagian warga memilih eksodus dari pulau itu.

‘’Kami sudah belasan tahun tidak bertemu. Nah, bertepatan dengan rencana pernikahan anak kami, saya mengundang dia (Hitong) untuk bisa mengikuti acara di Ambon. Sayangnya, dia keburu tewas,’’ kenang adik Korban, Ronny Rambitan.

Sebelum kasus Hitong, kekerasan bermotif perampokan sebetulnya pernah terjadi dua kali disana. Korban perampokan pertama sebetulnya terjadi tahun 2006 dengan korban keturunan bernama Yance Lauwis. Untungnya, korban tidak sampai dibunuh. Karena Trauma, Lauwis sampai kini dilaporkan tidak dapat berbicara dengan baik dan oleh keluarganya dia dibawa dan menetap di Surabaya.

Tahun 2009, kembali terjadi perampokan terhadap warga keturunan lainnya bernama Chamaro Angki alias Ongko Tata. Ongko Tata sempat disekap oleh kawanan perampok. Meski tak sampai dibunuh, perampok berhasil menggondol sejumlah barang berharga milik korban. Beruntungnya polisi berhasil membekuk pelaku perampokan. Sayangnya, saat ditahan di penjara, pelaku berhasil melarikan diri dan hingga kini belum berhasil diringkus.

SEJARAH

PULAU Banda sebetulnya sudah sangat terkenal sejak di zaman Kolonial Belanda. Dengan sumber daya alam melimpah dan merupakan pusat rempah-rempah, Banda merupakan pulau yang paling dicari.

Banda masuk dalam daerah administratif Maluku Tengah dan dapat dijangkau dengan speedboat, kapal laut dan pesawat dari Ambon. Di zaman perjuangan kemerdekaan, di pulau ini sejumlah tokoh nasional pernah dibuang kesana. Mereka antara lain Sutan Sjahrir, Bung Hatta dan Bung Karno.

Jauh sebelumnya, karena potensi Pulau Banda yang kaya dan stategis, Belanda dan Inggris pernah melakukan tukar guling atas pulau ini. Pulau Banda yang ketika itu dikuasai Inggris, ditukar dengan Pulau Manhattan di New York, Amerika Serikat, yang dimiliki Belanda.

Sayangnya, saat ini Manhattan sudah menjadi Manhattan yang terkenal, sementara Banda masih menjadi pulau yang indah, penuh sejarah namun juga dipenuhi penduduk yang masih berada dibawah garis kemiskinan dan penuh kekerasan. ***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun