Meskipun boleh dikata kapal Sangihe dibuat "home made" namun belum pernah ada data kapal tersebut karam atau terjadi kecelakaan akibat kegagalan struktur kapal, misalnya lambung kapal sobek, rangka kapal patah karena menabrak batang kayu hanyut atau menabrak karang, atau lunas utama kapal patah ketika mengarungi badai laut. Hal seperti itu belum pernah terjadi. Kecelakaan terjadi akibat cuaca buruk dan kapalnya karam, atau kebakaran mesin.
Data teknis seperti inilah yang di sepanjang masa dan sejarah bahari Sangihe, meyakinkan masyarakat bahwa hasil karya tukang-tukang pembuat kapal Sangihe sangat diandalkan, sehingga tidak ada satupun masyarakat Sangihe yang pernah ragu-ragu dengan keandalan kapal buatan lokal itu.
Sampai saat ini saya masih terus memikirkan warisan budaya teknologi bahari dari suku Sangihe tersebut. Suatu teknologi yang dikuasai dan diterapkan dengan yakin, digunakan seluruh masyarakat, dan terbukti teknologi berguna, namun yang adanya bukan dari hasil pendidikan formal, melainkan hadiah dari kehidupan bagi orang-orang tertentu, para tukang pembuat kapal Sangihe.
Suku bangsa Sangihe yakin bahwa talenta yang demikian merupakan kasih karunia dari Tuhan Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H