[caption id="attachment_360586" align="aligncenter" width="281" caption="guideimg.alibaba.com"][/caption]
Mojo Raja Sarbodaya
Never be bullied into silence. Never allow yourself to be made a victim. Accept no one's definition of your life, define yourself.
Harvey Fierstein
Jangan pernah diganggu kedalam diam. Jangan biarkan diri Anda menjadi korban. Jangan menerima siapapun mendefinisikan hidup Anda; definisikan diri Anda sendiri.
Harvey Fierstein
Nun jauh di suatu kerajaan di Pegunungan Himalaya, hidup seorang raja bernama Sarbodaya Vishal yang dicintai rakyatnya. Raja Sarbodaya dikenal akan kearifan dan kebaikannya. Kebaikan sang raja terlihat dalam pengelolaan sumber air. Kontur tanah yang penuh bebatuan di kerajaan tersebut menimbukkan kesulitan bagi rakyat dalam mendapatkana air bersih. Raja Sarbodaya memerintahknan penggalian sumur khusus yang berlimpah dengan air dalam halaman istana. Semua rakayat diperbolehkan memasukinya untuk menimba air dengan bebas.
Namun, tidak semua orang menyukai kebaikan sang raja.  Bokahm Buan, seorang bangsawan serakah adalah salah satunya. Sudah lama bangsawan ini ingin menguasai mata air tsb. Bokham telah memiliki kalkulasi keuntungan besar yang bisa didapatkan jika dia memungut pembayaran dari setiap ember air yang ditimba oleh rakyat. Bokham telah berusaha untuk membisiki sang raja tentang akal bulusnya, tapi tidak berhasil.
Suatu hari, timbul akal baru dalam pikiran Bokham Buan. "Kalau raja tidai bisa dipengaruhi, kenapa tidak saya pengaruhi anak raja?" Mulailah Bokham mendekati pangeran Bsaivishal, sang putra mahkota pewaris kerajaan Pangeran Bsaivishal diajak berkeliling ke istana kerajaan tetangga. Terpukau oleh kemewahan istana kerajaan lain, timbul hasrat ambisi Bsaivishal untuk menumpuk harta. Bokham memberikan JALAN KELUARNYA, yakni minta upeti kepada rakyat jelata yang membutuhkan air.
Tidak ada yang mengetahui, kecuali anak dan istri sang raja, bahwa sebenarnya Raja Sarbodaya diberkahi oleh Mahatuhan Himalaya satu botol ramuan sakti bernama Mojo yang memberi kekuatan dan hikmat bagi siapa pun yang meminumnya dengan rutin. Bokham memengaruhi pangeran Bsaivishal untuk menghancurkan botol tsb. Mereka pun sukses. Kearifan raja menjadi hilang karena menurunnya kemampuan untuk berpikir fokus dan jernih. Akses rakyat kepada mata air mulai dibatasil. Sang raja telah kehilangan Mojo-nya.
Dalam buku New York Times' Best Seller-nya Mojo:Â How to Get It, How to Keep It, How to Get It Back If You Lose It, Marshall Goldsmith menyatakan Mojo adalah "semangat positif kepada kegiatan yang dilakukan yang dimulai dari dalam dan terpancar keluar diri kita."Â Mojo tercipta ketika kita melakukan sst yang dirasakan bermakna positif, diakui oleh dan bermanfaat bagi orang di sekeliling.
Seorang pengajar merasakan makna positif ketika memiliki kesempatan berada dalam ruangan kelas membagi ilmu dengan muridnya. Pengajar tsb merasa diakui ketika merasakan antusiasme dan keterlibatan yang tinggi dari muridnya selama proses mengajar berlangsung. Ia merasa bermanfaat ketika melihat muridnya yang telah dewasa meraih keberhasilan dalam karier mereka. Guru tsb sudah meraih Mojo.
Esensi Mojo tidak selalu sama bagi setiap orang. Seorang investor merasakan Mojo dengan ukuran uang yang bisa ia hasilkan dan sumbangkan pada masyarakat. Namun, seorang guru jelas memiliki ukuran berbeda. Sebaliknya, banyak yang telah meraih harta berlimpah tapi tidak menguasi Mojo karena kegiatan yang dilalui dalam meraih harta tsb bukanlah sst yang positif atau bermanfaat untuk orang lain.