Mohon tunggu...
Peter Ahab
Peter Ahab Mohon Tunggu... Administrasi - Berani Hidup.....

Hidup apa adanya dan terus belajar untuk menjadi lebih baik dan juga yang terpenting jgn takut untuk gagal....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Air, Pilkada dan Persiapan Kekeringan

29 April 2016   07:48 Diperbarui: 29 April 2016   07:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Air merupakan sumber khidupan, entah itu sumber yang utama atau tidak kita masih susah menjelaskannya, yang jelas air sangat dibutuhkan oleh manusia, bahkan air bisa bernilai lebih mahal dari logam paling mulia sekalipun karena orang akan rela berjalan kaki berpuluh-puluh kilo meter sampai mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk mendapatkan air. Untuk sebagian wilayah negeri tercinta kita mungkin sekarang masih dalam musim penghujan akan tetapi di Kota Kupang sekarang sudah masuk dalam musim kemarau dan air menjadi salah satu komoditi yang selalu dicari oleh banyak orang itu semua dikarenakan musim hujan yang sedikit (musim hujan berakhir pada bulan Februari 2016).

Selain itu, Kota Kupang juga akan melaksanakan Pilkada pada Februair 2017, semua orang yang merasa memiliki kemampuan baik itu secara finansial maupun intelektual sedang berlomba-lomba untuk mencari dukungan baik itu melalui partai politik maupun independen agar dapat turut serta dalam kontes paling bergengsi di negeri ini. Hanya satu kata yang dapat menjelaskan kenapa disebut sebagai kontes paling bergengsi di negeri ini yakni "BERKUASA", keinginan berkuasa untuk sebagian besar orang selalu disalah artikan sebagai salah satu sarana untuk memperkaya diri sendiri maupun kelompok, melegalkan semua tindakan yang akan dan telah dilakukan, maka dari itu mereka-mereka yang mau berkuasa ini rela melakukan segala macam cara untuk dapat memegang dan mengendalikan kekuasaan tersebut.

Kehilangan makna dari keinginan berkuasa atau menjadi kepala pemerintahan ini sudah seperti penyakit kanker yang tidak bisa diobati lagi, makna sesungguhnya adalah bisa mensejahterakan rakyat yang dipimpinnya termasuk dalam pemenuhan semua kebutuhan mereka. karena pemerintahan ini ada dikarena adanya konsensus dari seluruh rakyat untuk membentuk pemerintahan yang dapat mengatur dan mengurus kebutuhan-kebutuhan mereka, maka dari itu kewajiban dari pemerintah untuk melayani masyarakat termasuk didalamnya pemenuhan kebutuhan akan air.

Sampai dengan tulisan ini dibuat hujan belum turun dan belum ada sedikitpun langkah dari pemerintah maupun orang-orang yang akan bertarung memperebutkan kekuasaan pada kontes paling bergengsi tersebut untuk melihat ataupun merasakan betapa butuhnya masyakat akan air.....

Apakah masyarakat harus melakukan ritual supranatural agar hujan bisa turun sehingga mereka tidak kekurangan air atau berdoa kepada Tuhan?????? ataukah ada teknologi lain yang dapat dilakukan agar hujan bisa turun??????

Tidak ada yang tau jawabannya dengan pasti, yang dapat diketahui dengan pasti yakni masyarakat Kota Kupang akan menghadapi bencana kekeringan dan kelaparan pada tahun, semoga Tuhan selalu menolong......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun