Mohon tunggu...
Peter Adi Saputro
Peter Adi Saputro Mohon Tunggu... Administrasi - Bookworm. Foodie. Professional Risk Taker. Technology Enthusiast.

Saya merupakan orang yang sangat senang membaca dan belajar, cukup tertarik untuk belajar atau mencoba hal-hal baru yang belum saya ketahui, khususnya yang berhubungan dengan komputer dan pemrograman. Pertama kali belajar komputer pada kelas 5 SD dan sempat selama beberapa waktu \'teralihkan\' dari komputer sebelum akhirnya \'mencintainya\' lagi. Sejak sekitar empat tahun lalu menyukai membuat artikel yang saya posting di blog saya dan bermimpi untuk menerbitkan buku suatu saat nanti.\r\nSejak sekitar satu tahun terakhir menemukan hobi baru yaitu berbicara, memotivasi, dan mengajar. Dari hobi baru tersebut muncul pula impian baru yang menambah impian yang sudah ada sebelumnya, yaitu menjadi pembicara tingkat dunia.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bisakah Spanyol Juara Piala Eropa 2016?

14 Juni 2016   08:43 Diperbarui: 14 Juni 2016   08:53 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Spanyol EURO 2016

Beberapa tahun yang lalu saya pernah menulis prediksi ringan saya mengenai peluang Spanyol Juara Piala Dunia 2010. Waktu itu saya memberi judul tulisan saya “Akankah Juara Eropa Juga Juara Dunia ?”. Ya, kala itu Spanyol memang merupakan Juara Piala Eropa 2008. Spanyol memiliki permainan yang begitu menawan sehingga seolah dapat dengan mudah menghempaskan lawan-lawannya siapapun mereka. 

Spanyol memang akhirnya menjadi Juara Piala Dunia 2010. Prestasi yang kala itu dianggap begitu fenomenal dan menyamai prestasi yang dibuat oleh Prancis (hanya berbeda urutan saja, Prancis Juara Piala Dunia 1998 baru kemudian Juara Piala Eropa 2000).

Prestasi fenomenal tersebut masih terus berlanjut hingga tahun 2012, dimana Spanyol menjadi timnas yang mampu menjuarai Piala Eropa secara berurutan. Namun prestasi fenomenal tersebut terhenti di Piala Dunia 2014 dimana Jerman berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan Argentina di final dengan skor 1-0. Walaupun demikian tidak berarti kemampuan atau permainan Spanyol menurun. Spanyol tetaplah Spanyol dengan permainan khasnya, tiki taka.

Menjelang bergulirnya Piala Eropa 2016 beberapa waktu lalu, banyak pihak telah membicarakan serta memprediksikan peluang Spanyol untuk kembali tampil sebagai juara. Sesuatu yang sebenarnya tidaklah salah, sebab memang Spanyol masih berstatus sebagai juara bertahan dan permainan Spanyol masih tetap indah seperti biasanya. 

Hal tersebut ditunjang pula oleh tampilnya tiga tim Spanyol di babak semifinal Liga Champions 2015/2016. Fakta tersebut semakin memperkuat bukti bahwa Spanyol masih merupakan negara yang layak dijagokan untuk kembali menjuarai turnamen terbesar di benua Eropa tersebut.

Namun pertanyaannya, akankah Spanyol mampu kembali tampil sebagai juara Piala Eropa tiga kali berturut-turut ? Akankah kedigdayaan Spanyol masih terus berlanjut tahun ini ? Tak ada yang tahu dengan pasti, sebab bola itu bundar dan hasil apapun bisa terjadi dalam sepak bola. Namun jika saya ditanya pertanyaan tersebut, maka dengan tegas saya akan menjawab tidak. Walaupun Spanyol tetap merupakan tim yang penuh bintang serta memiliki permainan menawan. 

Walaupun Spanyol mampu meloloskan tiga klub di babak semifinal Liga Champions 2015/2016 serta mendominasi dua kejuaraan besar antar klub di Eropa Liga Champions dan Europa League dalam dua musim terakhir. Namun saya melihat permainan Spanyol saat ini tidak persis sama seperti beberapa tahun lalu. Mereka masih bermain dengan cantik dan indah. Mereka masih menerapkan skema permainan mendominasi penguasaan bola. Mereka masih terus tampil menyerang, terlepas siapapun lawan yang mereka hadapi, akan tetapi ada sesuatu yang tampaknya hilang di tubuh timnas Spanyol.

Pensiunnya Xavi Hernandez dari kancah persepakbolaan internasional adalah salah satunya. Xavi bisa dianggap sebagai ruh utama dari permainan Spanyol terutama untuk melakukan pengaturan ritme dalam skema permainan tiki taka. Xavi lah yang menjadi jenderal lapangan melalui kemampuannya dalam mengatur pembagian bola serta mengarahkan kemana bola akan digerakkan oleh rekan-rekan timnya yang lain. Di lini tengah Spanyol memang masih ada Andres Iniesta, Cesc Fabregas, David Silva, Koke, namun tampaknya belum ada satupun diantara mereka yang mampu menggantikan peran Xavi dalam mengatur permainan.

Kehilangan lain adalah “digusurnya” Iker Casillas dari Real Madrid yang membuatnya akhirnya hijrah ke FC Porto. Iker Casillas yang sebelumnya selalu menjadi pilihan utama di Real Madrid sejak sekitar dua tahun lalu mulai digeser oleh kiper yang lebih muda secara usia hingga akhirnya dia memutuskan hengkang dan bermain di Liga Portugal. 

Walaupun secara tingkat kompetisi Liga Portugal masih cukup ketat serta tinggi levelnya, namun tentu saja tekanan serta kualitasnya masih dibawah Liga Spanyol. Iker Casillas memang masih terpilih dalam skuad untuk tampil di Piala Eropa 2016, namun tampaknya dia bukan pilihan utama di posisi penjaga gawang yang pada pertandingan perdana melawan Rep. Ceko ditempati oleh David de Gea.

Kehilangan terakhir adalah tidak adanya striker yang benar-benar “berbahaya” di lini depan Spanyol. Memang disana masih tercatat ada nama Alvaro Morata yang selama dua tahun terakhir, khususnya musim 2015/2016 yang baru saja berakhir, tampil gemilang bersama Juventus dan membawa klubnya juara Serie A Italia lima kali berturut-turut. Namun performa serta penampilan Morata belum teruji di level internasional. Hal ini diperparah pula oleh tidak dipanggilnya Fernando Torres dan Diego Costa. Costa menurun secara kualitas permainan selama musim 2015/2016. Torres juga tidak terlalu cemerlang penampilannya, namun dia masih dapat dianggap lebih bagus secara keseluruhan dalam penampilannya pada musim yang baru saja berakhir dibandingkan Costa. Torres juga masih memiliki kemampuan mencetak gol serta insting dalam mengatur posisi yang bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun