Mohon tunggu...
Kelompok 02 KKN Desa Kalisat
Kelompok 02 KKN Desa Kalisat Mohon Tunggu... Mahasiswa - "KELUARGA SEHAT DENGAN CUKUPNYA PENGETAHUAN"

KKN DESA KALISAT POLTEKES JEMBER 2024 🏫 POLITEKNIK KESEHATAN JEMBER πŸ‘©β€πŸ« apt. Dyan Maulani, M.Farm πŸ“DESA KALISAT, KECAMATAN KALISAT πŸ“† 22 Juli 2024 - 28 Agustus 2024

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Praktek Farmasi Komunitas Tematik Mandiri Penyuluhan Cara Penggunaan dan Penyimpanan Obat ke Bina Keluarga Lansia (BKL)

27 Agustus 2024   19:38 Diperbarui: 27 Agustus 2024   19:42 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai masalah kesehatan, khusunya terkait obat masih ditemui di masyarakat. Salah satu permasalahan di masyarakat Β adalah kurang paham tentang penggunaan dan penyimpanan obat dengan benar. Masalah tersebut tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga dengan anak-anak. Anak-anak sering bersikap enggan untuk patuh minum obat karena beranggapan obat memiliki rasa yang pahit dan tidak enak. Orang tua, terutama ibu, sangat berperan dalam menjaga anak untuk patuh minum obat. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan yaitu sebagai penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan, meningkatkan kesehatan, dan mengurangi rasa sakit. Meskipun dalam penanganan dan pencegahan penyakit tidak hanya digunakan obat, namun dapat pula dilakukan melalui tindakan operasi, radioterapi, fisioterapi dan lain-lain. Berbagai pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Obat harus selalu digunakan secara benar agar memberikan manfaat klinik yang optimal. Selain itu, penyimpanan harus benar karena berkaitan dengan stabilitas obat. Bahkan ada obat yang bila disimpan di suhu ruang maka proses terurainya akan meningkat sekian puluh persen, lalu menjadi cepat rusak. Sebaliknya, obat yang seharusnya disimpan di suhu sejuk, bila dimasukkan kulkas menjadi tidak berfungsi.Β 

Salah satu yang dapat menjadi sumber informasi mengenai obat adalah apoteker atau farmasis. Peran apoteker dalam bidang kesehatan yaitu komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), mengarahkan pasien untuk melakukan pola hidup sehat, dan melakukan monitoring efek samping obat, pemantauan terapi obat, visite untuk mengamati kondisi klinis pasien. Hasil terapi pengobatan yang telah dijalankan oleh pasien merupakan kerja sama dengan profesi kesehatan lain yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Tetapi, dari hasil survey ternyata masyarakat masih kurang mengenal siapa apoteker sehingga akses masyarakat untuk mendapatkan informasi obat juga terbatas.. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan penyuluhan agar masalah-masalah terkait kesalahan penggunaan dan penyimpanan obat dapat dihindari.

Pada tanggal 20 Agustus 2024 Praktek Farmasi Komunitas Tematik Mandiri Politeknik Kesehatan (POLTEKES) Jember, kelompok 02 melakukan penyuluhan tentang penggunaan dan penyimpanan obat ke Bina Keluarga Lansia (BKL) yang berjumlah 25 orang. Kegiatan penyuluhan dilakukan di Mushola Al Kautsar mulai Β pukul 09.00 oleh Trista Aulana Ulfa sebagai pemateri dan menggunakan leaflet, alat insulin, boneka peraga sebagai alat penyampaian materi.Penyuluhan dimulai dengan penjelasan cara penggunaan obat-obatan yang umum digunakan. Seperti penggunaan salep mata, Β salep gatal, dan insulin. Selain itu, bagaimana cara menyimpan dan masa penyimpanan obat seperti kadaluwarsa, suhu penyimpanan obat, umumnya disimpan di tempat yang sejuk (15-25 C), tidak terkena sinar matahari langsung, tidak di tempat yang lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan untuk penyimpanan obat Β khusus di dalam kulkas, biasanya untuk sediaan suppositoria karena pada suhu ruang akan meleleh/mencair. Insulin dan vaksin yang belum dibuka, juga disimpan di kulkas dengan suhu tertentu, antibiotik yang dilarutkan air, juga disimpan di kulkas setelah dibuka, dan hanya bertahan maksimal 7 hari masa kadaluwarsanya. Kegiatan penyuluhan ini berjalan dengan lancar, peserta terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Banyaknya pertanyaan yang diajukan menunjukkan peserta sangat antusias mendapatkan materi kami apalagi hal ini terkait dengan isu-isu yang beredar di masyarakat Β seperti isu konsumsi obat sebabkan hepatitis dan AIDS, isu sirup untuk anak mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang menyebabkan gagal ginjal akut, isu kasus diabetes pada anak.

Setelah penyampaian materi selesai, kelompok kami menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis berupa Β tekanan darah,

asam urat, gula darah dan kolesterol menggunakan alat quantum.Pemeriksaan ini diikuti dengan antusias oleh ibu-ibu BKL.Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya peningkatan taraf kesehatan masyarakat dan sebagai upaya preventif terhadap masalah kesehatan. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu adanya peningkatan pengetahuan masyarakat dalam penggunaan dan penyimpanan obat dengan baik dan benar.

"Terimakasih karena sudah berbagi, sharing-sharing ilmu sehingga menambah pengetahuan ibu-ibu, penyampaian kemarin dari adik-adik juga bagus dan akhirnya saya pribadi dan ibu-ibu mengucapkan semangat belajar semoga cita-citanya sesuai dengan apa yang dipelajari, sehat selalu." ucap Ibu Kurnia Irawatikadir selaku ketua Bina Kesehatan Lansia (BKL).

(dokpri) SESI DOKUMENTASI
(dokpri) SESI DOKUMENTASI

(dokpri) SESI DOKUMENTASI
(dokpri) SESI DOKUMENTASI

(dokpri) SESI DOKUMENTASI
(dokpri) SESI DOKUMENTASI

(dokpri) SESI DOKUMENTASI
(dokpri) SESI DOKUMENTASI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun