Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu ditangani secara intensif, mengingat tingginya prevalensi penyakit ini. Penyakit gigi, walaupun tidak menyebabkan kematian dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit gigi yang banyak diderita masyarakat adalah karies/gigi berlubang dan penyakit periodontal.
Gangguan kesehatan gigi selain terjadi pada orang dewasa, juga dapat terjadi pada anak-anak. Pertumbuhan gigi pada anak-anak dimulai sejak umur 6 bulan. Gigi yang tumbuh pada masa anak di bawah 3 tahun (batita) disebut gigi susu. Gigi susu akan tumbuh secara lengkap pada usia 2 tahun. Sejak masa itulah gangguan kesehatan gigi dapat terjadi karena kurangnya kebersihan gigi, sering menggigit benda keras, atau kesalahan dalam menyikat gigi dapat membuat lapisan pelindungnya terkikis. Perilaku sehat seperti merawat gigi dengan baik dan benar seharusnya dibiasakan sejak dini agar penyakit gigi dapat dicegah sedini mungkin. Pada anak usia bawah 3 tahun (batita), terjadi masa pertumbuhan gigi susu. Bagi balita, peran ibu menjadi dominan dalam perawatan gigi susu.
Penyuluhan kesehatan gigi merupakan tindakan pencegahan primer sebelum terjadinya penyakit gigi dan mulut. Tujuannya adalah untuk merubah perilaku dari aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan yang tidak sehat ke arah perilaku yang sehat. Perawatan gigi dan mulut pada masa anak-anak sangat menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia lanjut. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah membersihkan mulut dengan menyikat gigi, flossing, dan pemeriksaan gigi secara teratur ke dokter gigi. Bedasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan 57,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut dan hanya sekitar 10,2% yang telah mendapatkan pelayanan medis. Prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini sangat tinggi (93%) dan hanya 7% anak yang bebas dari masalah gigi berlubang. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak usia dini, karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat mempengaruhi keadaan giginya. Pemberian pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan pada anak usia sekolah. Sekolah Dasar (SD) merupakan suatu kelompok yang sangat strategis untuk penanggulangan gangguan kesehatan gigi dan mulut.
Pada tanggal 14 Agustus 2024 Praktek Farmasi Komunitas Tematik Mandiri Politeknik Kesehatan (POLTEKES) Jember, kelompok 02 Β melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi ke siswa/i kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 01 Kalisat yang berjumlah 28 anak. Kegiatan penyuluhan dilakukan mulai pukul 08.00-09.00 dengan Trista Aulana Ulfa dan Putri Anggiana sebagai pemateri dan menggunakan poster sebagai alat penyampaian materi. Selama proses penyampaian materi berjalan dengan baik karena anak-anak antusias mendengarkan. Setelah materi disampaikan diadakan kuis oleh pemateri, dimana yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan snack dan satu sikat gigi. Terdapat 5 anak yang Β bisa menjawab pertanyaan dengan benar diantaranya : Arya, Faris, Bilqis, Abizar dan Dara.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu adanya peningkatan pengetahuan tentang :
1) Penyakit gigi dan mulut beserta cara pencegahannya, dan
2) Dampak yang terjadi jika mengalami masalah gangguan kesehatan gigi dan mulut.
Selain itu siswa/i diharapkan mampu mempraktekan gosok gigi dengan benar.Β Sebagian besar siswa/i kelas 2 SDN Kalisat 01 mengalami peningkatan pengetahuan tentang masalah kesehatan gigi dan mulut dan juga bisa praktik menggosok gigi dengan benar setelah diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi.
βSemoga anak-anak lebih baik dalam menjaga kesehatan giginya, ilmu yang disampaikan bermanfaat dan menjadi amal jariyah kalian.β Ucap Ibu Hasanah selaku Kepala Sekolah SDN Kalisat 01.