Mohon tunggu...
Petaurus Octopus
Petaurus Octopus Mohon Tunggu... -

Agus Darmawan Sleman, 14 Agustus 1995 Seorang pria yg bercita-cita menjadi "pengangguran" yg sukses. Disinilah unek-unek dan kegabutanku aku curahkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kopiku Sudah Dingin, Tak Hangat Lagi

28 Mei 2018   21:46 Diperbarui: 28 Mei 2018   22:20 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kopi,

Merupakan sebuah minuman yg Tuhan ciptakan dengan macam cita rasa dan jenis yg berbeda-beda. Membuat kopi itu memerlukan proses yang cukup rumit, jika kita ingin mendapatkan secangkir minuman kopi yg nikmat. Yaa... prosesnya memang rumit, tapi hasilnya tidak akan menghianati. Terkadang untuk mendapatkan sesuatu yang kau inginkan kau harus bersabar dengan sesuatu yang kau benci.

Menurutku, "Ngopi" merupakan akronim dari "Ngolah Pikir". Dengan menikmati secangkir kopi terkadang muncul suatu ide, gagasan, dan inovasi. Entah itu merupakan sesuatu yang kebetulan atau tidak, tapi itulah yang aku alami.

Kopiku sudah dingin, tak hangat lagi. Namun tekadku masih sama, menjadi "pengangguran" yang sukses.

Menikmati secangkir kopi panas itu butuh waktu, jangan terlalu cepat namun jangan terlalu lama. Terlalu cepat akan membuat lidah mati rasa karena panasnya kopi, terlalu lama akan membuat kopi menjadi dingin, tak nikmat lagi. Seperti hidup, ketika mengambil keputusan jangan terlalu gegabah, namun jangan terlalu lama. Kalau terlalu lama nanti kesalip.

Menikmati secangkir kopi saat hujan memang mengasyikkan. Apalagi jika ditemani orang tersayang.

Kopiku sudah dingin, tak hangat lagi. Namun rinduku masih sama, menanti hangat peluk tubuhmu.

Kopi itu bukan hanya untuk diminum, tapi dinikmati. Seperti hidup, tidak hanya mencari materi untuk duniawi, tapi bekal di akhirat perlu kita cari.

Hidup tidak melulu mencari harta, tapi ketenangan jiwa. Hidup tidak hanya untuk kerja, tapi rasa sayang dan simpati kepada sesama ciptaan-Nya.

Kopiku sudah dingin, tak hangat lagi. Namun anganku masih sama, bersanding denganmu.

Bagiku, menikmati kopi itu seperti menikmati kehidupan.

Terkadang hidup itu pahit, seperti espresso Meskipun pahit tapi porsinya sedikit. Terkadang hidup itu manis, seperti cappuccino. Meskipun manis tapi terkadang bikin enek.

Kepahitan dalam kehidupan itu tidak abadi, hanya sementara. Kepahitan dalam hidup mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yg lebih kuat.

Iyaaa... Kuat menjalani cobaan ini.

Manisnya hidup tidak selalu pure manis, terkadang ada aja yg bikin enek.

Kopiku sudah dingin, tak hangat lagi. Namun keinginanku masih sama, duduk berdua denganmu sambil menikmati secangkir kopi malam hari (di Sidomukti, Semarang atau Filosofi kopi, Jogja). Hanya ingin sekedar menghabiskan waktu bersama mu, tapi tak ingin waktunya habis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun