Mohon tunggu...
Fadhoelor Rohman
Fadhoelor Rohman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

sedang meminati dunia jurnalistik.\r\n\r\npetapemikiran.wordpress.com || line: petapikir

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(Bukan) Dunia Sophie

31 Desember 2014   16:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia hewan dikenal istilah hewan omnivora yaitu hewan pemakan segala. Barangkali dalam hal membaca, saya dapat digolongkan manusia “omnivora”. Pembaca segalanya, ya novel, majalah, newsticker di TV, tweet twitter, status facebook, kitab suci (Al Qur’an) dan lainnya. Saya melakukannya bukan karena saya suka tapi saya butuh. Sama seperti halnya Anda haus maka Anda minum. Kalau lapar Anda Makan. Kalau saya ingin tahu akan suatu maka saya membaca.

Karena ingin tahu kasus Pembunuhan Munir, saya membaca majalah Tempo edisi 8-14 Desember yang khusus membahas pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib. Dari sana saya tahu bahwa saksi penting atas pembunuhan Munir, Ongen Latuihamallo, mati tak wajar setelah bentrok dengan seorang akibat kecelakaan ringan di jalan raya.

Selain itu mantan ketua BIN A.M. Hendropriyono diduga ikut terlibat kasus pembunuhan Munir. Sampai saat ini Hendro tidak tersentuh atau memang tidak bisa, melihat Hendropriyono dikenal dekat dengan ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan merupakan Tim Transisi pemerintah?

Terkadang keinginan membaca muncul karena pengaruh lingkungan sekitar. Teman-teman saya membicarakan novel Dunia Sophie, novel filsafat yang katanya membuat pusing yang membacanya. Karena penasaran saya diam-diam membeli novel tersebut di toko buku. Cetakan terbaru novel tersebut mempunyai cover yang berbeda, tidak bergambar wayang.

Saya baru membacanya sampai 3 bab awal. Saya kira saya tahu mengapa novel itu membuat orang pusing. Di halaman 35 tertulis, “segala sesuatu yang ada harus ada permulaannya.” Bagi yang jeli, kalimat ini menyentuh konsep ketuhanan. Penulisnya, Jostein Gaarder, pintar sekali menaruh point di atas di bab pertama. Jika point ini disetujui, maka benteng keimanannya terhadap Tuhan dibuat rapuh semenjak bab pertama.

Tuhan, Anda tahu, mempunyai sifat azali (tidak berawal dan tidak berakhir). Jika Tuhan berawal atau Tuhan menciptakan dirinya sendiri sebelum dia mempunyai “diri”, tentu Tuhan tersebut bukan Tuhan. Tidak mungkin Tuhan sebagai pencipta dan di sisi lain sebagai ciptaan (makhluk).

Novel itu juga mengkaji tentang eksistensi manusia. Darimana manusia berasal, untuk apa manusia diciptakan, dan kemana manusia setelah mati. Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani menyebut tiga pertanyaan tersebut sebagai uqdatul kubro (persoalan besar manusia). Jawaban atas uqdatul kubro akan menjadi aqidah. Orang tersebut akan menjalani hidupnyadiatas jawabannyaterhadapuqdatul qubro. Bayangkan jika seorang menjawab bahwa manusia ada dengan sendirinya (setelah melalui proses evolusi), tujuaanya di dunia untuk menguasai dunia (memenangi seleksi alam), dan setelah dunia tidak ada dunia lagi (akhirat). Saya kira akan lahir Hitler Hitler baru!

Saya belum melanjutkan membaca novel Dunia Sophie. Sangat menarik. Tapi sebaiknya saya membaca buku Mafahim Islamiyah karya Ustadz Hafidz Abdurrahman yang belum tuntas saya baca. Atau saya selesaikan dulu buku at-Tafkir. Ah bacalah apa yang ingin ada baca! []peta

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun