Mohon tunggu...
Fadhoelor Rohman
Fadhoelor Rohman Mohon Tunggu... -

Peta adalah nama pena. Nama peta diambil karena selembar peta bisa berbicara lebih banyak dari jutaan kata-kata sekalipun..!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Al-Qur'an Berjalan

3 Desember 2012   06:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:15 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lihatlah kemuliaan Sahabat Nabi ketika mendengar ayat-ayat Ilahi (al-Qur’an) dibacakan ”Air mata mereka bercucuran, dan kulit-kulit mereka gemetar, persis seperti apa yang disifatkan oleh Allah tentang mereka”, pantaslah para Sahabat sering kali disebut dengan al-Qur’an yang berjalan.

Sangat amat jauh berbeda dibandingkan diri ku yang tiap kali membaca al-Qur’an jarang sampai menitikkan air mata atau bisa dikatakan tidak sama sekali. Malah ketika dibacakan surat Al Qariah, ada diantara kita yang cengengesan sedangkan Al Qariah menggambarkan huru-hara di kiamat nanti, hari dimana manusia seperti anai anai yang bertebaran dan gunung gunung seperti bulu yang dihambur hamburkan, membayangkannya aja bulu kuduk akan berdiri.

Memang untuk bisa menghayati kandungan al-Qur’an mutlak diperlukan pemahaman bahasa Arab. Lantas dikarenakan bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab maka orang Arab lah yang lebih mengerti al-Qur’an? Tidak. Islam bukanlah Arab tapi Islam rahmatan lil ‘alamin. Memahami al-Qur’an adalah kewajiban bagi mereka yang mengaku sebagai mukmin.

Yang aku takutkan adalah generasi muslim sekarang adalah jauh darigelar generasi qur’an, variabelnya tidaklah sulit lihat saja lebih banyak mana waktu mereka gunakan apakah membuka facebook atau kitab suci? Berkicau di twiiter atau membaca ayat-ayat Al-Qur’an? Mendengarkan mp3 atau tartil Al-Qur’an? atau berapa banyak lirik lagu yang mereka hafalkan dibanding hafalan ayat suci al-Qur’an?

Kalau waktu kita sebagian besar bersama Al-Qur’an maka bersyukurlah karena Al-Qur’an sendiri adalah mukjizat terbesar baginda Rasulullah SAW, dengan al-Qur’an lah manusia dapat keluar dari kolong kegelapan menuju cahaya benderang. Dalam kitab nafsiyah islamiyah disebutkan, siapa yang berkata menggunakan al-Qur’an, pasti akan terpercaya. Siapa saja yang mengamalkannya, pasti akan beruntung. Siapa yang memutuskan hukum dengannya, pasti akan adil. Siapa saja yang mendakwahkannya, pasti akan mendapatkan hidayah ke jalan yang lurus.

Al-Qur’an adalah sebaik-baik bekal, sudahkah kita menjadi al-Qur’an yang berjalan? []peta

blog : petapemikiran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun