Mohon tunggu...
PESTA LIANASILALAHI
PESTA LIANASILALAHI Mohon Tunggu... Guru - berusaha menjadi guru yang luar biasa namun tidak ingin binasa

Guru merupakan arsitek kehidupan. Guru bergandengan tangan dengan orangtua siswa membentuk karakter. Guru memberikan ilmu kepada siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tenaga Pendidik Jangan Gaptek

6 Juni 2020   09:24 Diperbarui: 6 Juni 2020   09:27 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aplikasi yang sering dibuka oleh para siswa adalah aplikasi games online maupun offline. Aplikasi games tersebut memberikan suatu kepuasaan tersendiri maupun menumbuhkan rasa percaya diri bahwa anak tersebut dapat melakukan dari level yang terendah dengan berbagai nilai yang di dapat untuk maju ke level berikutnya. 

Kegiatan yang terus memotivasi serta persaingan dalam waktu untuk menambah angka perolehan sehingga memberikan kepuasan tersendiri dalam meningkatkan ke level selanjutnya dan merupakan tantangan tersendiri bagi anak tersebut, secara tidak sadar anak tersebut telah terhipnotis pada aplikasi games. 

Tidak hanya itu saja yang paling trend pada saat sekarang ini adalah aplikasi sosial media. Sering kali adanya penipuan yang terjadi di sosial media ketika kita tidak mawas diri dalam melakukan pergaulan dengan memberikan data pribadi secara mudah tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi atau terlalu percaya kepada orang yang kurang dikenal sehingga dapat merugikan diri sendiri maupun keluarga. Sehingga kita pun harus lebih bijak dalam mensikapi berbagai macam kendala dalam dunia maya.

Berbagai dampak positif maupun negative yang ada dalam teknologi komunikasi tersebut. Dampak yang sering orang tua keluhkan adalah malas, tidak mau belajar, tidak konsentrasi, cepat marah, tidak pedulian, banyak sekali yang dikeluhkan sampai orangtua pun bahkan menyerah dalam menghadapi buah hatinya itu. 

Tidak hanya orang tua yang mengalami kendala dalam menghadapi prilaku anak, bahkan guru di kelas pun mengalaminya anak tidur di kelas, tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan, malas membaca, tidak konsentrasi. Banyak cara yang telah ditempuh guru untuk menegur anak yang tidur di kelas. 

Guru merubah gaya mengajarnya dengan menggunakan video pembelajaran yang diambil dari youtube. Ada pula yang membuat slide presentasi pembelajaran yang sangat menarik. Guru pun menggunakan aplikasi dalam membuat soal seperti bermain games. Telah banyak cara guru melakukan teknik pembelajaran semenarik mungkin untuk perkembangan maupun motivasi anak didik supaya tidak tertidur di dalam kelas.

Berbagai macam cara pun dilakukan guru untuk mengubah prilaku anak yang kurang termotivasi dalam pelajaran. Ada yang menerapkan peraturan tidak mempergunakan hp pada waktu jam pelajaran, tidak diperbolehkan hp ada di dalam kelas apabila melanggar akan diberikan point atau hukuman hp akan disita dan tidak dikembalikan. 

Banyak keluhan guru ketika menerapkan berbagai macam aturan sehingga materi pun menjadi terhambat yang mengakibatkan KD (Kompetensi Dasar) tidak tercapai secara signifikan adakalanya waktu menjadi kambing hitam, hal ini disebabkan guru tidak mempergunakan teknologi untuk mempermudah pencapaian KD (Kompetensi Dasar), melainkan teknologi merupakan masalah baru bagi guru yang gaptek (gagap teknologi). Permasalahan yang sering dihadapi guru dalam pelajaran adalah materi yang tidak menarik sehingga anak lebih memilih mengabaikan gurunya lalu asik dengan dunianya yakni HP.

Ada pula guru yang selalu meng up grade dirinya untuk lebih mengetahui dampak positif dalam mempergunakan hp sebagai media pembelajaran. Guru terus melakukan pengembangan diri dalam mengetahui fitur-fitur aplikasi yang diberikan pada alat komunikasi tersebut sehingga hp sebagai suatu alat teknologi yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materinya yang disesuaikan dengan KD (Kompetensi Dasar) maupun silabus, bahkan materi pun menjadi lebih menarik. 

Pada awalnya memang mengalami kendala ketika masuk ke dalam aplikasi dengan terus mencoba serta memperbaiki diri yang akhirnya dapat dengan mahir menggunakan alat teknologi dalam menyampaikan materi yang menarik, selain itu dapat memberikan tugas kepada siswa, dengan melakukan beberapa tahap setelah itu tugas dikirim lewat email, maupun sosial media lainnya seperti blog, maupun di wa untuk menginfokan bahwa anak tersebut telah melakukan tugas yang diberikan.

Tidak hanya tugas saja melainkan untuk ujian pun kita dapat melakukan dengan mudah dan memberi dampak yang cukup ringan bagi guru dalam hal penilaian yang lebih akurat serta cepat, sehingga guru pun dapat mengatur waktunya tidak dihabiskan untuk mengoreksi tugas maupun soal ujian lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun