“Intelektual Islam sejati adalah intelektual yang mengamalkan ilmunya dengan nilai-nilai Islam”
Dunia pada saat sekarang ini telah berada dalam titik puncak segala kemajuan, dunia berubah dari masa ke masa dengan segala perubahan; sehingga segala sesuatu yang bersifat primitif ataupun tradisional berubah haluan menjadi sesuatu yang modern. Salah satu kemajuan yang paling pesat era-modern ini adalah apa yang kita sebut dengan “science” atau ilmu. Ilmu yang tersusun secara bersistem dan berstruktur dengan rapi telah banyak melahirkan berbagai macam teori serta metodenya.
Oleh karena itu, apa yang kita nikmati pada saat sekarang ini mulai dari tekhnologi seperti handphone, facebook, berbagai macam merek alat transportasi dan lain-lain itu semua adalah hasil kajian dan pengembangan dari ilmu itu sendiri, ide-ide mulai berkembang sehingga tidak lagi bersifat jumud dalam berpikir.
Para pakar budaya mengatakan bahwa ciri khas modernisasi dan manusia modern itu adalah tingkat berpikir, iptek dan sikapnya terhadap penggunaan waktu dan penghargaan terhadap karya manusia. Lalu, berdasarkan pandangan itu, muncullah penilaian yang membuat klasifikasi kemajuan dan kemunduran. Oleh karena itu apa yang disampaikan oleh Prof. Dr. M. Solly Lubis, SH. dalam orasi ilmiahnya pada tahun 1993 silam, bahwa menurut kacamata Islam, maju atau mundur itu diukur berdasarkan nilai-nilai Islami, bukan menurut ukuran-ukuran sekular. Yang digelari sebagai “kemajuan” menurut ukuran sekular mungkin “kemunduran” dalam pandangan Islam. Sebaliknya, yang dikatakan “kemunduran” menurut ukuran sekular mungkin “kemajuan” menurut visi Islam.
Kemudian beliau mengingatkan kepada umat Islam untuk melakukan instropeksi diri, terutama upaya untuk meningkatkan bobot dan kualitas iptek dan kehidupan, sehingga umat mampu tidak hanya sebagai ummatun wasatan, tetapi juga uswatun hasanah dipelbagai bidang kehidupan.
Salah satu ciri modernisasi atau manusia modern seperti yang telah ditulis di atas tadi adalah berpikir dan iptek, kemudian pertanyaannya adalah apakah kita sudah berada dalam manusia modern dan khususnya dalam kalangan mahasiswa Islam apakah sudah menjadi mahasiswa modern sesuai dengan tradisi nilai-nilai Islam ?
Kalau dilihat dari segi fisik/materi mungkin sudah terlalu modern karena gaya kehidupan telah melewati gaya kehidupan ala-Barat dan kehidupan terlalu bebas sehingga nilai-nilai Islam dalam kehidupan personal rontok ditelan gaya Hollywood, begitu juga dengan kualitas ilmu pengetahuan sungguh sangat tertinggal.
Nah, inilah tantangan mahasiswa Islam ditengah-tengah arus modernisasi ini yang mana, modernisasi tidak bisa kita hindari karena dia akan terus datang dan berbagai macam perubahan dan tidak bisa pula kita anti terhadap modernisasi ini, peran kita sebagai mahasiswa Islam calon Intelektual kedepannya dalam membangun kerangka kemajuan Islam adalah meningkatkan bobot ilmu pengatahuan setiap mahasiswa dan tidak alergi terhadap membaca, menulis serta menganalisis sehingga mahasiswa terlepas dari gaya meniru dan menerima (taklid) dan terlepas juga dari pelacuran intelektual yaitu plagiat dalam dalam dunia pendidikan.
Sebagai mahasiswa Islam jika tidak ingin dipecundangi oleh gaya-gaya kehidupan Barat dari berbagai sisi (baik dalam segi kehidupan terlebih khusus sebagai mahasiswa dari segi ilmu pengetahuan) maka harus menjawab persoalan tersebut dengan mempersiapkan diri dengan memperdalam pengetahuan agama dan pemikiran-pemikiran Islam serta pengetahuan-pengetahuan yang bersifat modern (sainstek).
Karena dalam ajaran Islam apa yang ditulis oleh Prof. Solly Lubis dalam makalahnya “Pandangan Islam tentang ilmu pengetahuan dan Tekhnologi.” Islam itu cukup kuat dan banyak dorongan peningkatan ilmu pengetahuan (sciencific motivations), bukan untuk menjauhkan umatnya dari iptek. Tetapi Islam mempunyai akidah dan kaidah yang menuntun umatnya agar askologi iptek itu terarah pada kemaslahatan umat manusia, bukan untuk kerusakan (islah, bukan fasad), bukan untuk peperangan yang zalim.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI