Prolog: Menulis adalah sahabat dalam kesunyian.
Pada era modern saat sekarang ini, saya mengibaratkan blog itu ibarat buku. Yang mana buku tujuannya ialah untuk dibaca, begitu juga dengan blog tujuannya ialah membaca berbagai macam tulisan maupun informasi yang bertebaran dihalam web melalui jalur internet. Sedangkan blogger ialah penulisnya, oleh karena itu tanpa ada blogger/penulis maka blog hanyalah ibarat hutan belantara yang tidak berpenghuni. Blog dan Blogger mempunyai peran yang sangat penting dalam mencerdaskan masyarakat melalui tulisannya, namun blogger disini haruslah menjadi seorang blogger yang berpikiran konstruktif (membangun) bukan sebagai bloggr yang dekonstruktif (menghancurkan), karena melalui goresan pena juga bisa menggiring opini masyarakat untuk bisa bersatu maupun membuat perpecahan.
Ngeblog menggoyangkan jari-jemari diatas laptop seperti menulis menggoyangkan goresan pena diatas kertas, oleh karena itu ngeb
log adalah dunia dalam dunia tulis-menulis. Ngeblog adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi seseorang yang suka berada dalam kesunyian, ia berbicara lewat tulisan yang berasal dari hatinya. Patah hati, cinta yang ditolak, perasaan yang diabaikan, hidup penuh dengan liku-liku yang berduri, emosi memunculkan api amarah, rasa cinta, rasa benci dan lain-lain dengan suasana hati yang mewarnai bentuk kata-kata yang akan diucapkan lewat bahasa perasaan kepada bahasa tulis.
Seorang penulis pernah mengatakan bahwa “Menulis adalah senjata yang menyenangkan kalahkan kesunyian”, ketika menulis dalam kesunyian, imajinasi bergerak menjadi kehidupan, kata menjadi kalimat, kalimat menjadi cerita dan cerita menjadi karya.
Begitu juga dengan seseorang yang ingin menjadi penulis, hal yang pertama ia rasakan ketika tulisannya sudah selesai maka rasa bahagai dan suka ria meliputi hatinya walaupun ia berada dalam suasana hati yang remuk sampai kubah hatinya terkoyak dengan kisah hidupnya tapi selama ia curahkan dalam bentuk goresan pena maka sesuatu yang lain akan hadir setelah menggoreskan pena dengan deraian kata-kata diatas kertas.
Menulis itu adalah sesuatu yang bisa menghiasi relung hati dikala berada dalam kesunyian dan dalam kesunyian itulah melahirkan kata-kata yang penuh dengan emosional, walaupun kata-kata yang kita tulis tidaklah seindah dengan kata-kata penulis terkenal lainnya tapi ada sebuah ungkapan yang membuat semangat menulis “lebih baik menulis walaupun memiliki kata yang jelek daripada memiliki kata yang bagus tapi tidak menulis.”
Kenapa harus Menulis ?
Penulis (saya) disini bukanlah seorang penulis yang pandai merangkai kata namun penulis hanyalah menikmati proses menulis itu sendiri, seperti yang telah ditulis diatas bahwa menulis itu adalah suatu aktivitas yang menyenangkan. Kepuasan bagi seorang penulis adalah menyalurkan ide pikirannya kedalam bentuk tulisan dan bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan bisa dibaca oleh orang lain.
Menulis sebahagian orang adalah sesuatu yang sulit dan susah mencurahkan bahasa pikiran kedalam bentuk bahasa tulis namun disisi lain orang yang telah jatuh cinta terhadap dunia tulis-menulis maka menulis itu ibarat menuangkan air kedalam gelas atau ibarat meminum secangkir kopi Gayo di pagi hari dengan penuh kenikmatan, setiap kata yang ditulis mengalir begitu saja tanpa ada beban. Namun itu semua perlulah ketekunan dan tekad yang kuat untuk bisa menjadi seorang penulis karena menulis itu bukanlah suatu bakat yang diturunkan dari orang tua tapi menulis itu adalah kemauan dari diri sendiri jadi siapapun bisa menjadi seorang penulis.
Penulis hebat Gola Gong mengatakan untuk menjadi seorang penulis (khususnya pemula), tidak usah bingung dengan segala macam teori, ada dua tahapan yang harus dilalui kata beliau, yaitu: pertama, menuliskannya terlebih dahulu lewat hati dan yang kedua, membacanya lagi dengan menggunakan pikiran. Menulis dengan hati adalah menumpahkan semua yang ada dihati, tidak membatasi gelombang kata-kata, biarkan saja kata-kata itu tumpah. Penulis J.K Rowling (penulis buku Harry Potter), mengatakan “Tuliskanlah hal-hal yang kamu ketahui; tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.”