Mohon tunggu...
Husaini Algayoni
Husaini Algayoni Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kolumnis

Dalam seruputan secangkir kopi ada imajinasi. Hobi membaca, menulis, travelling, menonton, mendengar musik.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bahagia dalam Perspektif Mahasiswa

22 April 2018   23:45 Diperbarui: 23 April 2018   00:33 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mahasiswa tanpa merengkuh kebahagian intelektual ibarat seorang ateis membahas konsep ketuhanan”

Manusia dalam menapaki kehidupan pasti mencari yang namanya kebahagiaan, kebahagiaan yang dicari berbagai macam caranya sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Kita lihat golongan hedonisme misalnya, mereka akan bahagia jika mendapatkan harta yang banyak karena lebih suka terhadap kehidupan duniawi. Begitu juga dari kalangan kaum sufi, ia merasakan kebahagiaan jika sudah mendapat kenikmatan dalam hati ketika beribadah dan dekat dengan Allah swt.

Filsuf Yunani Aristoteles yang filsafatnya paham rasionalisme yang lebih mengedepankan akal berpikir mengatakan bahwa tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan, kebahagiaan merupakan suatu keadaan dimana segala sesuatu yang termasuk dalam keadaan bahagia telah berada dalam diri manusia, jadi bukan sebagai kebahagiaan subyektif. Kebahagiaan harus sebagai suatu aktivitas yang nyata dan dengan perbuatannya itu dirinya semakin disempurnakan, kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah berpikir murni. Sebagai seorang rasional maka kebahagiaan itu adalah berpikir bagi seorang Aristoteles.

Nah, berbicara bahagai dalam pandangan mahasiswa itu bagaimana?. Mahasiswa sebagai seorang berpendidikan disiapkan menjadi seorang yang berintelek tinggi dan bisa menjadi penerang dan penyejuk bagi umat dan bangsa, salah satu cara bahagia bagi mahasiswa adalah dengan bahagia dalam bidang intelektual dan jika belum pernah bahagia dalam bidang intelektual maka ibarat seorang ateis yang membahas masalah konsep ketuhanan, sebagai seorang yang berintelektual yang menuntut ilmu diperguruan tinggi pasti tak sama lagi kala belajar di bangku sekolah dulu, cara belajar pasti sudah berbeda. 

Nah disini kita bertanya kapan waktunya seorang yang berintelektual itu mendapat kebahagiaan, jika Aristoteles mendapatkan kebahagian ketika ia berpikir karena seorang rasionlis; sedangkan mahasiswa, apakah pada waktu jalan-jalan ke pantai bersama kawan kampus, ngumpul bareng di warung kopi atau menghabiskan malam di kos-kos membicarakan yang tak ada gunanya sama sekali buat perkembangan intelektual itu sendiri. Jalan-jalan untuk menenangkan pikiran itu perlu dan ngumpul sama kawan itu juga penting namun permasalahannya apakah semua itu ada dampaknya buat perkembangan intelektual itu sendiri?.

Di sini, saya telah lama mengembara dalam dunia pendidikan khususnya di bangku perkuliahan belum pernah merasakan kebahagian sebagai seorang mahasiswa makanya pernah jatuh dalam kegagalan dan hampir berada dalam kondisi jiwa yang tak terkendalikan, oleh karena itu saya mencari jawaban dari permasalahan ini bahwa mahasiswa jika mendapat kebahagiaan dalam bidang intelektual harus menggeluti dan menanamkan dalam hati untuk mencintai yang namanya membaca dan menulis.

Tanpa membaca maka pengetahun tidak bertambah dan menulispun tidak bisa karena informasi dalam memori pikiran tidak bergerak tatkala pengetahuan terhenti ketika tidak membaca. Oleh karena itu, saya pernah merasakan masa-masa yang amat sulit karena tidak pernah bahagia dalam bidang intelektual; maka dari itu kunci kebahagiaan bagi seorang mahasiswa adalah dengan membaca dan menulis. Bagaimana menurut pembaca, khususnya kalangan mahasiswa; mungkin ada jawaban lain yang bisa membuat mahasiswa itu bahagia dalam bidang intelektual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun