Revolusi Mental Ala Jokowi
Jokowi berniat melakukan perombakan besar-besaran terhadap kurikulum pendidikan jika nanti ia terpilih menjadi Presiden RI, salah satu yang beliau canangkan adalah “Revolusi Mental”. Revolusi mental ini akan diterapkan oleh capres nomor urut 2 tersebut terhadap dunia pendidikan patut diapresiasi karena dunia pendidikan merupakan suatu bidang yang sangat penting bagi bangsa ini, maju dan mundurnya bangsa ini serta bobroknya moral dan etika bisa kita dari kualitas pendidikan.
Lagi-lagi penulis mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh da’I sejuta ummat bahwa kita orang Indonesia “hanya diisi otak hati sering kosong.” Apa maksud dari perkataan tersebut, bahwa kita orang Indonesia, khususnya dibidang pendidikan; ilmu pengetahuan terus diisi dengan berbagai macam materi dan ilmu pengetahuan umum, pengetahuan memang dikuasai dengan baik tapi dibalik itu moral dan etika masih jauh dari harapan. Dengan moral dan etika yang rendah tidak salah kalau kaum terpelajar banyak yang tawuran dari tingkat SMP dijalanan sampai anggota dewan digedung terhormat, bolos sekolah, bermesum bahkan ada yang menggunakan narkoba (sungguh terlalu dan ngeri-ngeri sedap).
Melihat fenomena kaum terpelajar saat ini, sungguh miris dan sangat disayangkan bahwa generasi masa yang akan datang mempunyai moral dan etika yang rendah. Oleh karena itu Jokowi memberi harapan bagi dunia pendidikan untuk memperbaiki kualitas pendidikan tersebut khususnya bagi generasi yang akan datang untuk memimpin bangsa ini dengan memberikan porsi pendidikan karakter dan budi pekerti terutama ditingkat SD dan SMP, gagasan tersebut merupakan penerapan dari konsep “Revolusi Mental” yang diusung Jokowi, inilah revolusi Mental sebenarnya. Pelajaran matematika bisa disisipkan integritas dan kejujuran, di SD 80 persen (budi pekerti) 20 persen (pengetahuan), SMP 60 persen (budi pekerti) dan 40 persen (pengetahuan).
Dengan moral dan etika yang baik serta dilengkapi dengan pengetahuan yang luas maka generasi-generasi emas akan lahir dari anak bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang jauh lebih baik serta jauh dari kekerasan dan kejahatan.
Akhir dari catatan ini ada sebuah wejangan dari K.H Imam Zarkayi tentang mental, beliau mengatakan bahwa “Mental skill itu lebih penting daripada Job skill”. Adapun mental skill tersebuat adalah keterampilan mental, artinya keterampilan kita untuk mengendalikan diri, memotivasi diri memimpin diri, membuat kita mau belajar dan seterusnya serta dengan mental yang berkualitas maka kita akan mudah berkreasi, berprestasi atau berkontribusi yang lebih baik dalam bekerja.
“Salam Revolusi Mental Menuju pendidikan yang berkarakter.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H