Mohon tunggu...
Pesona Lawas
Pesona Lawas Mohon Tunggu... Administrasi - Admin kantor pesona lawas

Halo, saya adalah pesona lawas seorang pengusaha yang bersemangat dan inovatif di industri kolam renang dan tebang pohon maupun catering. Dengan pengalaman yang kuat dalam lingkingan halaman bidang spesialisasi dan komitmen yang teguh terhadap kualitas dan layanan yang unggul, saya telah berhasil membangun bisnis yang sukses yang fokus pada jasa pelayanan yang puas Melalui platform Kompasiana, saya berbagi wawasan, tips, dan panduan seputar strategi bisnis, manajemen usaha, dan tren industri terkini yang dapat bermanfaat bagi sesama pengusaha dan individu yang tertarik dalam dunia kewirausahaan. Saya percaya bahwa dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman saya, saya dapat turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan dan pengembangan komunitas bisnis yang dinamis dan inovatif di Indonesia. Dengan fokus pada keunggulan dan keberlanjutan, saya berharap tulisan-tulisan saya di Kompasiana dapat memberikan inspirasi dan panduan yang berguna bagi pembaca yang ingin mengembangkan bisnis mereka, menghadapi tantangan industri, serta mengambil peluang yang ada di pasar yang terus berkembang. Saya sangat antusias untuk terus berbagi pengetahuan dan pengalaman saya, serta terlibat dalam diskusi yang memperkaya dengan rekan-rekan pengusaha lainnya di platform Kompasiana. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya, dan saya sangat menantikan kolaborasi yang lebih lanjut di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Durhaka yang Tega Membuang Ibu Kandungnya

17 Oktober 2023   07:00 Diperbarui: 17 Oktober 2023   07:05 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di pagi hari ibu siti di suruh mandi oleh anaknya yang bernama Rina karena mau di ajak jalan jalan berbelanja di Mall {kata Rina anak kandung dari Ibu Siti}

Setelah tiba di pasar nenek siti di suruh turun dari mobilnya.

ibu siti pun heran dan menjawab: katanya mau jalan jalan belanja di mall tetapi kenapa kita kepasar.

Rina pun menyaut ibu turun dulu, tunggu disini karena mobil mau di parkir dulu.

ternyata bukan di parkir melainkan kabur dari pasar karena niat tujuan Rina membuang ibu siti Di tengah keramaian pasar yang ramai,disini lah di tepi pojok pasar ibu siti seorang nenek yang sudah lanjut usia yang duduk sendirian di pinggir jalan. Dia adalah Nenek Siti, seorang wanita yang telah melalui segala macam kesulitan dalam hidupnya. Suatu hari, keempat anaknya yang bernama Dodi, Rudi, Dani, dan Rina, semuanya berbalik melawan Nenek Siti dan mengusirnya dari rumah mereka tanpa alasan yang jelas. Nenek Siti terpaksa hidup di jalanan, kehilangan harapan dan kepercayaan pada kebaikan manusia.

Dalam keputusasaannya, Nenek Siti bertemu dengan seorang pengusaha UMKM bernama Bapak Rahmat. Meski awalnya ragu dan curiga, Nenek Siti terkejut dengan sikap hangat dan ramah Bapak Rahmat. Beliau mengajak Nenek Siti untuk tinggal di sebuah ruangan kecil di belakang tokonya, memberinya makanan, dan pakaian yang layak.

Nenek Siti secara perlahan mulai pulih dari luka hatinya yang dalam. Dia membantu Bapak Rahmat dengan berbagai tugas di tokonya, seperti menyambut pelanggan, mengemas barang, dan membersihkan ruangan. Dengan semangatnya yang tak pernah pudar, Nenek Siti segera menjadi bagian penting dari toko tersebut. Dia memberikan semangat kepada pelanggan dan staf dengan cerita-cerita kehidupannya yang penuh kegigihan dan tekad.

Melalui perjuangan Nenek Siti, Bapak Rahmat pun terinspirasi untuk membuka program sosial di toko UMKM-nya. Program tersebut bertujuan untuk membantu orang-orang tua yang terlantar dan membutuhkan tempat tinggal. Bapak Rahmat juga mendapatkan bantuan dari masyarakat sekitar, yang tergerak hatinya setelah mendengar kisah Nenek Siti.

Toko UMKM Bapak Rahmat kemudian menjadi pusat bagi komunitas yang peduli dengan kesejahteraan sesama. Mereka menyumbangkan makanan, pakaian, dan peralatan rumah tangga untuk membantu Nenek Siti dan orang-orang lain yang tinggal di sana. Semangat gotong royong pun kembali hidup di tengah kota pasar, dan kebaikan Nenek Siti telah memicu gelombang kebaikan yang menular ke seluruh komunitas.

Keempat anak Nenek Siti yang durhaka, setelah mendengar tentang kisah ibunya melalui berita lokal dan bertemu kembali dengannya, merasa menyesal dan malu atas perlakuan mereka. Mereka bersama-sama bergabung dengan program sosial di toko tersebut, berjanji untuk memperbaiki kesalahan mereka, dan berusaha keras untuk memperbaiki hubungan mereka dengan Nenek Siti.

Dari kisah Nenek Siti yang penuh ketabahan dan kebaikan hati, kita belajar bahwa terkadang, kebaikan seseorang dapat menginspirasi kebaikan yang lebih besar dalam masyarakat. Keberanian untuk memaafkan dan memberi kesempatan pada orang lain dapat membangun jembatan untuk rekonsiliasi dan perdamaian. Dan di dalam keramaian pasar, terdapat tempat bagi solidaritas dan persaudaraan yang dapat memperbaiki luka dan membawa harapan baru bagi mereka yang membutuhkan.

Sekian Dan Terima Kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun