Dalam pengalaman saya, Â saya pernah menyaksikan atau mengalami kesulitan adaptasi di lingkungan yang sangat berbeda dari budaya asal saya. ketika saya pindah dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan dengan budaya yang sangat berbeda, perasaan canggung dan kesulitan untuk beradaptasi bisa muncul. Pengalaman seperti ini bisa sangat membantu saya dalam merancang pendekatan yang lebih inklusif dan sensitif terhadap kebutuhan budaya siswa, yang tentunya sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung semua peserta didik.
Kesimpulan:
Baik dalam kasus Pak Budi maupun Bonar, pendekatan Culturally Responsive Teaching memberikan perspektif yang sangat penting untuk mengakomodasi kebutuhan dan keunikan budaya peserta didik. Dengan menciptakan lingkungan yang menghargai perbedaan budaya, siswa dapat merasa lebih dihargai, diterima, dan termotivasi untuk berkembang secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H