Mohon tunggu...
Antonius Muardi
Antonius Muardi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Calon Guru

Melaksanakan amanat UUD 1945 "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa"

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Elaborasi Pemahaman Topik 2 Filosofi Pendidikan Indonesia

6 November 2024   19:33 Diperbarui: 6 November 2024   19:35 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Setelah melakukan demonstrasi kontekstual yang merupakan indikator pemahaman Saudara terhadap materi yang sudah dipelajari, sekarang Saudara diminta untuk menggunakan pemahaman untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut:

Lembar Kerja 2.1. Elaborasi Pemahaman

Pertanyaan

Respon

Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Saudara yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara?

Nilai-nilai luhur budaya saya di manggarai yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah sebagai yaitu tinu, toing, titong dan teing.

  • Tinu
  • tinu mempunyai sebuah makna yang sangat filosofis dalam kehidupan manggarai arti dari tinu jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah memelihara anak. Tugas memelihara anak ini adalah tugas dari orangtua dalam setiap keluarga yaitu menafkahi anak dalam kebutuhan sandang dan pangan. Menuurut saya makna dari kata tinu  ini sejalan dengan pemikiran KHD tentang keluarga yang dimana tugas dari keluarga yaitu merawat anak dengan penuh kasih saya dan cinta kasih.
  • Toing
  • Toing mempunyai sebuah makna yang sangat filosofis jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu menasihati atau memberitahu anak tentang hal-hal yang baik dan benar, yang dimana tugas dari keluarga yaitu mendidik etika anak agar menghasilkan karakter yang baik dari setiap anak. Makna filosoofi toing ini sejalan dengan pemikiran KHD yang dimana menurut KHD tugas dari keluarga yaitu mendidik anak agar menghasilkan karakter yang baik.
  • Titong
  • Titong mempunyai makna yaitu mengarahkan atau menuntun anak ke hal-hal yang baik. Tugas untuk mengarahkan anak ke hal-hal yang baik dan benar ini dalam kehidupan orang Manggarai adalah tugas dari orang tua, pemuda yang sudah dewasa dan anggota masyarakat, menurut saya makna dari filosofi Toing ini sejalan dengan pemikiran KHD tentang dasar kerja pendidik yaitu ing ngarsa sung tuladha, artinya dalam diri seorang individu harus bisa memberi contoh yang baik dan benar, ing madya mangun karsa artinya: Peran dari keluarga dan guru untuk membangun motivasi ini adalah mereka harus bisa memotivasi peserta didik memberikan semangat, dan tut wuri handayani artinya: keluarga harus bisa memberi dukungan, menguatkan, dan menuntun belajar peserta didik.

  • Teing
  • Teing mempunyai makna memberi kepada anak. Dalam kepercayaan orang Manggarai mereka mempercaya bahwa dalam pribadi seseorang mempunyai sebauah kemampuan istimewa, misalnya dalam diri seseorang bisa menyembuhkan orang lain, bisa membantu orang melahirkan, bisa mengusir roh jahat dan lain sebagainya.berkaitan dengan kahrisma ini dalam kepercayaan orang manggarai kahrisma ini bisa diberikan kepada orang lain, dan menurut saya hal ini sesuai dengan pemikiran KHD tentang mengajarkan atau megembangkan anak sesuai dengan kodrat masing masing.

Bagaimana Pemikiran Ki Hadjar Dewntara dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik, sebagai anggota masyarakat?

Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan dalam kebudayaan Manggarai untuk menguatkan karakter peserta didik melalaui Toing. Toing mempunyai sebuah makna menasihati atau memberitahu anak tentang hal-hal yang baik dan benar, hal-hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, yang dimana tugas toing ini dilakukan oleh keluarga. Keluarga sangat berperan penting untuk mendidik etika dan  etiket dari setiap anak sehingga ketika keluarga mendidik etika dan etiket dengan baik maka akan menghasilkan karakter-karakter yang baik dari setiap anak.

Ambillah salah satu kekuatan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, kemudian uraikan bagaimana cara Saudara menggunakannya untuk menebalkan laku peserta didik sesuai dengan konteks lokal dan sosial budaya!

KHD mengajarkan bahwa dalam mendidik anak harus didik sesuai dengan kodrat mereka masing-masing. Pemikiran ini dapat digunakan untuk menebalkan laku dari setiap peserta didik, sesuai dengan konteks Manggarai yaitu dengan cara teing yang mempunyai makna memberi.

Cara menggunakan pemikiran KHD tentang mendidik anak harus didik sesuai dengan kodrat mereka masing-masing, yaitu dengan cara teing dalam konteks kebudayaan Manggarai teing atau memberi sesuatu kepada anak itu mempunyai indikator-indikator tertentu, berkaitan dengan indikator ini umumnnya masyarakat Manggarai menilai dari aspek tingkah laku anak,  ketekunan anak, kedewasaan anak, kemauan anak, dan kontrol emosi yang baik dari anak. Jika aspek-aspek tersebut sudah terpenuhi maka dalam kebudayaan masyarakat manggarai mereka dapat mempercayai anak dengan memberi sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun