Hallo teman-teman semua !
Saya Herdiyanti Putri Mu'asaroh (24402400283), mahasiswa PPG Bagi Calon Guru Tahun 2024 Bidang Studi Matematika Universitas Islam Sultan Agung Semarang . Disini saya akan menuliskan beberapa hal terkait pembelajaran berdiferensiasi sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi yang diampu oleh Ibu Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd..
Pernahkah teman-teman merasa terbelenggu ketika belajar di dalam kelas ?. Apakah pernah merasa sulit memahami penjelasan Bapak/Ibu guru karena metode yang digunakan untuk mengajar tidak sesuai dengan gaya belajar teman-teman?. Atau mungkin teman-teman pernah diwajibkan mengerjakan soal sesuai dengan contoh di buku ? Sehingga teman-teman tidak bisa menuangkan pemikiran-pemikiran kalian terkait soal-soal yang telah diberikan. Hal-hal tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah belenggu dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Apakah belenggu pembelajaran ini perlu dilestarikan secara turun-temurun dari generasi ke generasi ataukah harus di cut off?
Tentu saja belenggu di dalam pendidikan harus di cut off atau dihilangkan. Lantas bagaimana caranya ?
Salah satu alternatif untuk menghilangkan belenggu dalam pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar-mengajar adalah dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Mengapa pembelajaran berdiferensiasi dapat menghilangkan belenggu dalam kegiatan belajar-mengajar? Pembelajaran berdiferensiasi merupakan metode pengajaran yang berfokus pada peserta didik dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap peserta didik. Dengan diterapkannya metode ini, setiap peserta didik akan dipenuhi kebutuhannya dalam belajar.
Pembelajaran berdiferensiasi membantu pendidik untuk mempersiapkan dan merancang kegiatan pembelajaran yang efektif, sehingga setiap peserta didik dapat terlibat secara aktif di dalam kelas. Setiap peserta didik tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pembelajaran berdiferensiasi sangat tepat untuk diterapkan di dalam kelas. Potensi, minat, dan juga bakat yang dimiliki peserta didik berbeda-beda. Tentu saja tidak menutup kemungkinan bahwa gaya belajar setiap peserta didik berbeda. Ada yang belajarnya lebih suka menggunakan visual, audio, atau bahkan audio visual. Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan oleh pendidik di kelas dengan menggunakan gambar, video, permainan interaktif, atau kegiatan berkelompok sebagai materi pembelajaran. Selain itu, pendidik dapat mengklasifikasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kesamaan karakteristik, seperti halnya sama dalam gaya belajar, minat, dan lain sebagainya.
Itulah mengapa pembelajaran berdiferensiasi dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk upaya melepas belenggu-belenggu dalam dunia pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar-mengajar. Peserta didik dapat dengan bebas memperoleh haknya dalam kebutuhan belajar. Selain itu, pendidik akan lebih mudah dalam mengenali kebutuhan belajar peserta didik, memberikan dukungan atau motivasi belajar, dan juga membantu merancang metode pengajaran yang efektif .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H