Mohon tunggu...
Handono Lakstianto
Handono Lakstianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Pendidikan Berkualitas Melalui Kompetensi Guru dan Literasi

21 November 2024   09:30 Diperbarui: 21 November 2024   09:52 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah bangsa dalam menghadapi tantangan global. Di tengah kemajuan perkembangan teknologi dan informasi, peran guru semakin penting dalam membentuk generasi penerus yang kompeten, berkarakter, dan berdaya saing. Guru bukan lagi hanya sebagai penyampai materi pengetahuan, tetapi juga fasilitator, pembimbing, dan teladan dalam pembentukan karakter. Untuk menjalankan peran ini, guru dituntut memiliki kompetensi profesional yang mencakup kemampuan pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Di sisi lain, kemampuan literasi juga menjadi keharusan dalam mendukung proses pembelajaran di abad ke-21 ini. Kompetensi profesional guru adalah kemampuan yang wajib dimiliki seorang pendidik untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Kompetensi ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang meliputi kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

  • Kompetensi Pedagogik
  • Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan memahami karakteristik siswa, merancang pembelajaran yang efektif, dan mengevaluasi proses dan hasil belajar. Guru dengan kompetensi pedagogik yang baik mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Misalnya, dengan memanfaatkan teknologi seperti video interaktif atau simulasi digital, guru dapat membantu siswa memahami materi dengan lebih baik.
  • Kompetensi Profesional
  • Kompetensi ini mencerminkan kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran dan memanfaatkannya secara kreatif. Guru harus menguasai kurikulum, standar kompetensi, serta mampu mengembangkan materi ajar sesuai kebutuhan siswa. Contohnya, guru di Brebes-Tegal dapat menggunakan potensi lokal seperti tradisi batik atau pertanian untuk mengajarkan konsep sains dan budaya.
  • Kompetensi Kepribadian
  • Guru sebagai teladan harus memiliki kepribadian yang stabil, dewasa, dan berwibawa. Integritas moral dan kemampuan untuk menginspirasi siswa menjadi faktor penting dalam kompetensi kepribadian ini. Guru yang berkarakter mampu membimbing siswa untuk memahami nilai-nilai pancasila melalui tindakan nyata.
  • Kompetensi Sosial
  • Kompetensi sosial mencakup kemampuan membangun komunikasi yang efektif dengan siswa, rekan, orang tua, dan masyarakat. Guru yang memiliki kompetensi sosial yang baik dapat membantu kebutuhan siswa dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk orang tua.

Kompetensi guru profesional adalah kunci dalam mendukung keberhasilan pendidikan. Dengan menguasai kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial, guru mampu menjalankan perannya secara efektif dalam proses pembelajaran. Kompetensi ini tidak hanya membantu guru menciptakan pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa, tetapi juga membangun hubungan yang harmonis dengan siswa, rekan sejawat, dan masyarakat. Guru yang kompeten menjadi teladan sekaligus fasilitator dalam pengembangan karakter dan keterampilan. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi guru melalui pelatihan, refleksi, dll sangat penting untuk menghadapi pendidikan di era modern seperti sekarang.

Literasi juga memegang peranan penting dalam mendukung profesionalisme sebagai seorang guru, terutama di era sekarang ini. Bagi profesi guru, literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup literasi digital, numerasi, sains, budaya, dan finansial. Literasi ini menjadi modal bagi guru untuk menjalankan peran sebagai pendidik, pembimbing, dan fasilitator. Pertama, literasi membantu guru memahami dan memanfaatkan informasi secara efektif. Dalam dunia pendidikan yang terus berubah, guru harus mampu mengakses sumber informasi terkini untuk merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Misalnya, literasi digital yang membantu guru untuk memanfaatkan platform pembelajaran daring seperti Google Classroom atau membuat materi interaktif melalui aplikasi digital.

Kedua, literasi membantu guru menciptakan pembelajaran yang relevan. Dengan literasi budaya, guru dapat mengenalkan keragaman budaya kepada siswa dan menanamkan nilai-nilai toleransi. Di daerah seperti Brebes-Tegal, literasi budaya dapat diwujudkan melalui pengintegrasian tradisi lokal, seperti batik atau kuliner khas telor asin dan tahu aci ke dalam proses pembelajaran. Hal ini tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa, tetapi juga memperkuat identitas budaya mereka. Ketiga, literasi meningkatkan kemampuan pengembangan diri seorang guru. Guru yang melek literasi dapat memanfaatkan berbagai referensi akademik untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya. Hal ini dapat mendukung guru dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.

Literasi mendukung guru untuk menghadirkan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman dan memanfaatkan teknologi secara bijak. Dengan literasi yang tinggi, guru mampu merancang pembelajaran serta membimbing siswa menguasai keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Literasi juga menjadi penghubung antara ilmu pengetahuan dan praktik secara nyata, sehingga siswa dapat lebih memahami hubungan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, literasi bagi profesi guru penting dalam menghadapi tantangan pendidikan modern. Guru yang berliterasi membentuk generasi yang cerdas, kritis, dan mampu berkompetisi. Literasi menjadi kunci bagi guru untuk terus relevan dalam dunia pendidikan yang selalu berubah.

Kompetensi guru profesional dan literasi merupakan dua unsur yang penting dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas. Guru yang kompeten dan berliterasi tidak hanya mampu menyampaikan materi ajar dengan baik, tetapi juga menjadi teladan dalam membentuk karakter siswa. Kompetensi profesional memastikan proses pembelajaran berjalan efektif, sementara literasi membantu guru beradaptasi dengan perubahan zaman. Dengan pengembangan kompetensi dan literasi yang berkelanjutan, guru dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi siswa dan masyarakat. Pendidikan dalam pembentukan karakter dan keterampilan abad ke-21 ini akan melahirkan generasi yang siap menghadapi tantangan global, sekaligus berkontribusi pada kemajuan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun