Mungkin benar kata salah satu rekan kompasianer, Lekdjie, atas kasus dugaan "kekerasan" kelamin dan kekerasan fisik terhadap seorang wanita bernama Rahelia Geby. Setelah berhasil memberi hiburan dengan menyumbang gol kemenangan Indonesia atas Filipina, Greg Nwokolo mencari atau mendapat hiburan lain untuk memuaskan diri dan syahwatnya.
Memang si Geby mungkin bukan tipe wanita baik-baik dan terhormat karena mau mabuk bareng, pergi ke klub malam sampai mabuk berat dan tidur di kamar laki-laki lain yang bukan suaminya atau saudaranya.
Jika sudah begini, sangat wajar jika Greg tidak merasa dirinya melakukan percobaan perkosaan terhadap si Geby. Karena ternyata mereka sudah saling kenal 1 bulan lamanya. Bisa jadi, Greg merasa hal itu lumrah atas nama kebebasan pergaulan "free sex" yang sejatinya sudah melanggar norma susila dan agama di Indonesia.
Tapi karena Greg dianggap memaksa sang wanita yang katanya seorang model untuk berbuat intim, ya jelaslah tuduhan tersebut dianggap sebagai upaya perkosaan. Apalagi ada unsur pemukulan, ya sudah barang tentu masuk tindakan kekerasan fisik.
Terlepas si Geby sebagai pencari sensasi layaknya Nikita Mirzani seperti tuduhan yang dilontarkan pengacara Greg, tetap saja perbuatan diatas tidaklah mencerminkan hal yang baik, mabuk-mabukan, ke klub malam sampai mabuk berat dan bermain-main dengan wanita, apalagi dilakukan oleh seorang pemain nasional yang seharusnya memberi contoh yang baik. Lebih-lebih Greg dinaturalisasi Indonesia bukan untuk mempertontonkan tingkah laku buruk tapi untuk memberikan prestasi sepakbola Indonesia.
Akhirnya, kita kembalikan semuanya ke hukum. Dan dengan carut-marutnya hukum di Indonesia, semoga ada celah keadilan yang bisa menunjukkan yang benar itu benar dan yang salah itu salah tanpa ada intervensi atau pesanan hukum.
Salam Olahraga
Wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H