Setelah Menjaring menjaring berbaga komunitas, baru baru ini Pesantren Bina Insan Mulia melakukan gebrakan baru lagi, yaitu dengan meluncurkan pesantren janda. Pengasuh Pesantren, KH. Imam Jazuli, Lc. MA., mengatakan dalam sambutannya bahwa janda adalah kelompok masyarakat yang kerap luput dari perhatian dan penanganan lembaga sosial, lembaga negara, bahkan oleh tokoh masyarakat. Padahal, begitu seseorang menjadi single parent atau menjadi janda, problematika hidupnya semakin menggunung. Tak jarang banyak janda yang kemudian salah jalan.
Program utama Pesantren Advokasi Janda pada 2019 mendatang adalah pemantapan kualitas iman-spiritual melalui pendalaman agama, penguatan aspek mental-psikologis, pendidikan keperempuanan, dan peningkatan skill kerja (soft dan hard skill).
Kiai Imam Jazuli menambahkan bahwa gagasan Pesantren Advokasi Janda ini berawal dari banyaknya jama'ah pengajian bulanan yang dikelola Pesantren Bina Insan Mulia yang meminta dirinya untuk memberikan advokasi dan mediasi. Agar lebih berdampak secara nyata dan lebih tersistem, maka disusunlah sejumlah program nyata.
Supaya ilmu dan skill yang didapatkan lebih bermanfaat, Pesantren menggandeng sejumlah bisnis online nasional, seperti tokopedia, bukalapak, OLX dan sejumlah UMKM berbasis ekonomi kreatif untuk bekerjasama.
Temuan Kemenag di sejumlah daerah mengisyaratkan bahwa jumlah perempuan yang menjadi janda dengan berbagai sebab dan faktor semakin menunjukkan angka yang mengkhawatirkan.
Pihak pemerintah, baik dari Provinsi Jabar dan Kabupaten Cirebon, menyatakan apresiasinya atas inovasi yang kerap dilakukan Pesantren Bina Insan Mulia.
Pihak pemerintah berjanji akan lebih intensif membuka pembahasan mengenai nasib janda dan program pemberdayaan pesantren agar lebih bisa bersinergi dengan Pesantren Advokasi Janda Bina Insan Mulia.