Mohon tunggu...
Pendidikan

Pesantren Janda Bina Insan Mulia Cirebon Diapresiasi

26 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 26 Desember 2018   07:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duta Pesantren janda Bina Insan Mulia| Dokumentasi pribadi

Setelah Menjaring menjaring berbaga komunitas, baru baru ini Pesantren Bina Insan Mulia melakukan gebrakan baru lagi, yaitu dengan meluncurkan pesantren janda. Pengasuh Pesantren, KH. Imam Jazuli, Lc. MA., mengatakan dalam sambutannya bahwa janda adalah kelompok masyarakat yang kerap luput dari perhatian dan penanganan lembaga sosial, lembaga negara, bahkan oleh tokoh masyarakat. Padahal, begitu seseorang menjadi single parent atau menjadi janda, problematika hidupnya semakin menggunung. Tak jarang banyak janda yang kemudian salah jalan.

Peluncuran Pesantren Janda Bina Insan Mulia secara simbolis|Dokumentasi pribadi
Peluncuran Pesantren Janda Bina Insan Mulia secara simbolis|Dokumentasi pribadi
Hadir dalam peluncuran tersebut seluruh pendiri, yaitu: Dr. KH. Muhamad Syah, Lc., MA., Hj. Malika Lulu, S. Psi., M. Azka Maulana., M.Psi., Dr (HC) Ubaydillah Anwar. Pihak pemerintah diwakili oleh Dr. Abu Bakar. M.Ag dari Kemenag Provinsi Jabar dan M. Muzayyin, M.Ag dari Kemenag Kab. Cirebon.

Program utama Pesantren Advokasi Janda pada 2019 mendatang adalah pemantapan kualitas iman-spiritual melalui pendalaman agama, penguatan aspek mental-psikologis, pendidikan keperempuanan, dan peningkatan skill kerja (soft dan hard skill).

KH. Imam Jazuli, Lc. MA pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon|Dokumentasi pribadi
KH. Imam Jazuli, Lc. MA pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon|Dokumentasi pribadi

Kiai Imam Jazuli menambahkan bahwa gagasan Pesantren Advokasi Janda ini berawal dari banyaknya jama'ah pengajian bulanan yang dikelola Pesantren Bina Insan Mulia yang meminta dirinya untuk memberikan advokasi dan mediasi. Agar lebih berdampak secara nyata dan lebih tersistem, maka disusunlah sejumlah program nyata.

Supaya ilmu dan skill yang didapatkan lebih bermanfaat, Pesantren menggandeng sejumlah bisnis online nasional, seperti tokopedia, bukalapak, OLX dan sejumlah UMKM berbasis ekonomi kreatif untuk bekerjasama.

DR HC Ubaydillah Anwar, Direktur Pesantren Janda Bina Insan Mulia Cirebon|Dokumentasi pribadi
DR HC Ubaydillah Anwar, Direktur Pesantren Janda Bina Insan Mulia Cirebon|Dokumentasi pribadi
Ubaydillah Anwar mewakili Pendiri sekaligus Direktur Pendidikan mengatakan bahwa tujuan utama Pesantren Advokasi Janda ini dengan seperangkat programnya adalah memfasilitasi para single parent agar menjadi insan yang lebih dekat dengan Allah, lebih kuat mental dan ilmunya, dan lebih hebat prestasi hidupnya.

Temuan Kemenag di sejumlah daerah mengisyaratkan bahwa jumlah perempuan yang menjadi janda dengan berbagai sebab dan faktor semakin menunjukkan angka yang mengkhawatirkan.

Dr. Abu Bakar. M.Ag dari Kemenag Provinsi Jabar|Dokumentasi pribadi
Dr. Abu Bakar. M.Ag dari Kemenag Provinsi Jabar|Dokumentasi pribadi
Jawa Barat termasuk provinsi yang tertinggi angkanya. Karena itu, kehadiran Pesantren Advokasi Janda ini dinilai sangat bermanfaat untuk membantu masyarakat dan pemerintah.

Pihak pemerintah, baik dari Provinsi Jabar dan Kabupaten Cirebon, menyatakan apresiasinya atas inovasi yang kerap dilakukan Pesantren Bina Insan Mulia.

M. Muzayyin, M.Ag dari Kemenag Kab. Cirebon.|Dokumentasi pribadi
M. Muzayyin, M.Ag dari Kemenag Kab. Cirebon.|Dokumentasi pribadi
Sudah ada pesantren narkoba, pesantren pertanian, pesantren manula, pesantren anak-anak-anak, tapi belum ada satu pun pesantren yang khusus menangani para janda.

Pihak pemerintah berjanji akan lebih intensif membuka pembahasan mengenai nasib janda dan program pemberdayaan pesantren agar lebih bisa bersinergi dengan Pesantren Advokasi Janda Bina Insan Mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun