Tak Ada
Tak ada---lebih badai dari kabarmu yang kembali membunuh kesepianku, menanyakan perihal bagaimana, habis apa, dari mana. Meski sekecil dan sesingkat itu, dadaku debar untukmu.
Tak ada---lebih besar kepala daripada rinduku yang mengingatmu kapan saja, seperti pada buku diari, puisi atau mungkin dari secangkir kopi yang rela kehilangan manisnya sendiri.
Tak ada---lebih basah dari jatuhnya tangis langit kepada sore itu, selain kita; yang beradu tanya dan tawa pada setiap barisan kata.
Tak ada---lebih lucu daripada emoji ketawa yang kaukirim pada akhir setiap pesanmu, meski dengan tak tahu sepenuhnya maksudmu, kuingin itu---selalu.
Tak ada---lebih rindang dari pohon-pohon di luar sana. Sebab masih percakapan kita, yang lebih berwibawa juga banyak cabangnya.
Pemalang, 12 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H