Tak Mati
Di beberapa menit menjelang pagi,
huruf yang kehilangan wajahnya kembali mengalun kemari---ajak lagi bahwa kau butuh aku selama ini. Diajaknya kacau yang mendung di kepala,
sesuatu yang lama dibiarkan tunawicara.
Dan---tak ada yang terlalu pagi dan dini, untuk setiap wajah sunyi.
Sebab, di Desember kali ini luka sengaja menganga, dada mengalir doa,
berlayar semoga.
Lalu, pada waktu yang mengeram tabah tanpa suara, menjelma raib atau iba,
penyair tak mati; kehilangan kata, sekalipun terbata-bata.
Pemalang, 26 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H