Sepanjang Kesepian
Di sepanjang jalan belik, kau berteriak dalam ingatan, samar bayang buram tak berpulang---dan membiarkan aku batuk sendirian.
Tak ada simpul terikat, terkecuali degup jantung yang terpikat oleh rayumu yang manis racun paling lekat---ini cuaca hebat yang berangkat.
Aku rasa angin tak lebih gemuruh dari malam kemarin. Ia lebih bisa mengubah diri cepat dari mereka yang tak sanggup melihat kekasihnya bersama orang lain---seperti yang bertahan meskipun dianggap lain.
Malam ini, hanya ada oleh-oleh yang khas memuaskan, ialah rindu yang aku makan sendirian---sepanjang kesepian.
Pemalang, 25 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H