Mohon tunggu...
Asep Afifudin_
Asep Afifudin_ Mohon Tunggu... Penulis - Tetaplah menjadi baik, walau terkadang kebaikanmu diremehkan.

Kadangkala apa yang kita ucap bisa di dengar orang lain buruk, bisa saja benar. Apa yang kita dengar bisa saja salah, bisa saja benar. Maka jangan mudah marah, jangan mudah emosi. Karena tidak semuanya yang kita anggap salah selalu salah, dan yang kita anggap benar tidak selalu memiliki kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dipeluk Kesendirian

21 Oktober 2024   19:09 Diperbarui: 21 Oktober 2024   19:11 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DIPELUK KESENDIRIAN

Ada yang senantiasa menanti hadir seseorang di balik meja angkringan di tepi jalan.

Dilambaikannya mata oleh angan menelusuri lorong igauan, sampai mana batas tak kunjung ditemukan.

Ia sendiri dengan segenap luka tertuang di gelas jahe kenangan, yang mengepul melipatgandakan kecemasan---apa akan begini sampai kepulangan?

Sementara sepi ikut serta menghampiri dengan tanpa permisi menolak kendati meski usai disuruh pergi.

Kau yang di sana: apa tak ada perihal tanya mengapa rindu diciptakan? Seperti apa sabar yang dirasakan dalam penantian?

Kesekian kalinya pada punggung meja angkringan tepi jalan, ada yang tetap setia menunggu dengan tanpa kepastian meski berulang kali dipeluk kesendirian.

Pemalang, 21 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun