Seorang ayah adalah pengukur jalan  dengan berbekal semangat di saku usianya, berbaju keringat, bercelana semoga umur panjang, bertopi cinta yang tak hilang. Meski seringkali hanya rindu yang lebih dahulu pulang.
Sepatu dan sandal hanya sebatas teman kaki, di mana berfungsi untuk alas caci, agar pijakan tak mengenai pisau yang mengakibatkan kurus, dari gua yang belukar dan tak terurus. Maka, dengan membiarkannya semoga ada maksud untuk mereka lurus.
Biar debu seperti peluru menembus kulit, Â akan dipendam segala tangis dan jerit, sebab senyum anak dan bunda salah satu penawar sakit, atas hal yang membuat tubuhnya hampir tersungkur dan terjungkit.
Di atas tanah yang tak renta adalah pembuktian bagi pengorbanannya, meski disaksikan keluh kesah yang basah, sayu rayu dan gelisah, tetapi cinta dan rindu akan tetap basah pula tak mati hingga dilenyap tanah.
Pemalang, 20 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H