Mohon tunggu...
Perwita Suci
Perwita Suci Mohon Tunggu... Freelancer - Student

Happiness Girl

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wafatnya Seorang Ulama

16 Januari 2021   14:17 Diperbarui: 16 Januari 2021   14:43 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang tabi'in, Imam Ayyub As-Sikhtiyani mengatakan:
Sesungguhnya aku diberitakan mengenai wafatnya seorang ahlus sunnah (ulama), seakan-akan aku kehilangan sebagian anggota tubuhku.
Dengan wafatnya ulama, berarti Allah telah mulai mengangkat ilmu dari manusia. Tak heran jika duka mendalam selalu mengiringi kepergian sosok ulama.  

Rasulullah bersabda:


Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan (HR. Muslim no. 4829).

Ulama dari mazhab Syafii, Imam Nawawi menyatakan bahwa maksud dari diangkatnya ilmu bukanlah menghapuskannya dari dada para penghafalnya, akan tetapi maknanya adalah wafatnya para pemilik ilmu tersebut. Sehingga kelak manusia akan menjadikan orang yang tidak kompeten untuk memutuskan suatu hukum dengan kebodohan mereka. Akhirnya mereka pun sesat dan menyesatkan orang lain.

Oleh sebab itu, sebelum semua sumber ilmu (ulama) di angkat oleh Allah, sudah seyogianya setiap diri kita menuntut ilmu kepadanya. Seperti misalnya menghadiri majlis ilmu, atau sowan (silaturahim) kepada para ulama.

Seorang sahabat, Abdullah Ibnu Mas'ud mengatakan:
Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sebelum ilmu tersebut diangkat/dihilangkan. Hilangnya ilmu adalah dengan wafatnya para periwayatnya/ulama. Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah sebagai syuhada, mereka sangat menginginkan agar Allah membangkitkan mereka dengan kedudukan seperti kedudukannya para ulama, karena mereka melihat begitu besarnya kemuliaan para ulama. Sungguh tidak ada seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan sudah berilmu. Ilmu itu tidak lain didapat dengan cara belajar.

Akan tetapi di masa pandemi seperti saat ini, tentu sulit bagi kita untuk pergi ke majlis ta'lim ataupun sowan ke rumah para ulama. Namun, kita tetap bisa mendulang ilmu melalui media sosial, seperti misalnya mengikuti ngaji online, webinar, ataupun belajar melalui platform (aplikasi) berbasis islami. Satu hal yang perlu diingat sebelum menuntut ilmu secara daring adalah cermat menentukan ngaji online mana yang harus diikuti dan aplikasi islami apa yang harus di unduh.

Tak disangka duka kembali menyelimuti bumi pertiwi. Belum lama rasanya kita mendengar nasihat sejuk dari Syeikh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber dan Habib Ali Bin Abdurachman Assegaf. Meski raganya kini tak lagi bersama kita, namun nasihat yang sempat terucap senantiasa mengiringi langkah kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun