Mohon tunggu...
Perutu Yonto
Perutu Yonto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar

Pengajar dan Pedagan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apakah yang Akan Kita Makan di Masa Depan?

18 November 2023   11:55 Diperbarui: 18 November 2023   14:36 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di akhir 2019 saya menyalakan  motor dan pergi  ke suatu tempat yang masih  diolah sebagai lahan  pertanian atau  persawahan di Kabupaten Bekasi tepatnya di kecamatan Tambun Utara, kebetulan karena sudah ada akses jalan untuk motor walaupun baru 

setenganya yang mulus karena sudah dilantai dan sebagiannya belum. Jalannya lurus sekitar satu kilo meter lebih. Beberapa tahun kemudian tepatnya bulan November 2023 saya pergi lagi yang berarti berjarak hanya empat tahun, saya menikmati jalan yang sudah 

mulus sejauh kurang lebih satu kilo meter dan melihat pembangunan yang cukup maju dan persawahan yang tadinya masih luas sekarang sudah mulai dibangun perumahan dan ditambah akses jembatan dan jalan di sekitar perumahan yang tadinya masih sawah. 

Pada tahun 2021 Pak Jokowi sudah mulai merekomendasikan tanaman porang atau anggota Genus Amorphophallus (penghasil umbi) yang dapat dimakan yang secara tidak langsung dapat menggantikan beras sebagai makanan pokok oleh karena meskipun Indonesia 

memiliki lahan pertanian yang cukup luas namun Indonesia masih saja mengimpor beras dari negara tetangga seperti Thailan, tepatnya laporan dari CNBC pada 15/11 2023 sebanyak 311.394.649 kilogram yang berarti lahan pertanian di Indonesia belum cukup memenuhi kebutuhan pokok rakyat indonesia.

Sedangkan kalau beralih ke tanaman porang, memangnya tidak membutuhkan lahan? Apakah bisa porang ditanam di lahan pembangunan yang semuanya sudah disentuh oleh sementasi yang juga mengurangi peresapan air yang menyebabkan banjir?. Jadi 

sebenarnya jika ditinjau lebih dalam, pembangunan membutuhkan lahan dan lahan pertanian selalu menjadi korban. Memang benar perumahan dibutuhkan, tetapi apakah kita mau makan rumah? Berapa banyak perumahan yang kosong yang tidak dihuni bertahun-

tahun yang harusnya bisa menghasilkan beras dari gaba yang dipanen kurang lebih bisa tiga kali panen dalam setahun?. Jadi harusnya pemerintah perlu lagi memikirkan keseimbangan antara Pembangunan dan lahan pertanian serta pentingnya lahan pertanian agar di masa depan kita masih bisa melihat sawah yang indah dan yang terpenting dapat memenuhi kebutuhan pokok rakyat Indonesia di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun