Mohon tunggu...
Aditya Mahapradnya
Aditya Mahapradnya Mohon Tunggu... -

\r\nPenggemar sepakbola dan film. Kadang nulis review film di angkringanfilm.blogspot.com\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berkasih dengan Dunia Komunikasi dan Pasar Media yang Dinamis, dan Sinerginya

5 April 2014   07:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Penyesuaian

Berita atau informasi dewasa ini tak lagi eksklusif kepunyaan awak media mainstream. Perlahan namun pasti, telah terjadi pergeseran yang sangat besar bagaimana masyarakat mengakses informasi. Tidak hanya menjadi penikmat pasif, namun turut aktif memberikan informasi, bahkan menjadi bagian dari informasi yang berkembang di berbagai media. Kerja-kerja jurnalistik kini tidak hanya dilakukan oleh awak media umum, namun masyarakat turut aktif melakukan pencarian hingga penyebaran informasi ke publik. Masyarakat telah menjadi produsen dan juga konsumen informasi.

Media online tumbuh bersama dengan media sosial dan saling membesarkan keberadaan mereka masing-masing. Informasi bisa datang dari mana saja. Saat ini produksi informasi bukan hanya menjadi monopoli media umum. Masyarakat umum pun bisa memproduksi informasi seperti yang dilakukan oleh media umum.

Dunia digital yang berkembang pesat yang diikuti dengan popularitas media cetak yang semakin menyusut, sedikit banyak membuat banyak perguruan tinggi di Indonesia bergerak cepat. Program berjangka atau mata kuliah khusus disiapkan, khususnya untuk mahasiswa yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan dunia komunikasi dan pasar media yang selalu berubah.

Beberapa jurusan di ranah jurnalisme/komunikasi seperti di Universitas Diponegoro, UIN SGD Bandung, dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, sudah menerapkan mata kuliah jurnalisme online, misalnya. Segera menyusul beberapa kampus yang kini tengah menggodok rancangan mata kuliah tersebut yakni Univeristas Brawijaya (UB) Malang, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Univeristas Tribuwana Tunggadewi (Unitri), dan Universitas Merdeka (Unmer) Malang.

Rencana memasukkan mata kuliah jurnalisme online bagi mahasiswa tentu sangat penting, mengingat perkembangan new media atau media online yang cukup pesat. Selama ini pemberian materi hanya pada teori-teori dasar jurnalistik, padahal, ilmu khusus mengenai media online penting diketahui mahasiswa.

Pembuatan silabus juga dilakukan oleh beberapa dosen yang didampingi oleh sejumlah profesional atau praktisi media online nasional. Contohnya Jurusan Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro yang menyusun silabus mata kuliah jurnalisme online bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang. AJI dan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya juga berkolaborasi dengan menggelar beberapa Training New Media tahun lalu. Kemudian UIN SGD Bandung menggandeng ASM Romli, praktisi media online penulis buku Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online, untuk mengampu langsung mata kuliah jurnalisme online. Romli mengatakan, Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Jurnalistik Online seyogianya mencakup pemahaman pengertian dan karakteristik jurnalistik online, pengertian dan karakteristik media online, blogging dan citizen journalism, karakteristik berita dan naskah media online, termasuk teknik menulis untuk website (online writing). Kurikulum juga bisa diisi dengan pengenalan menulis berita, pemahaman rambu-rambu dan kebijakan/regulasi media online serta kode etik kepada mahasiswa.

Ilmu jurnalisme online tentu penting untuk dimasukkan menjadi mata kuliah tersendiri. Perkembangan media online yang saat ini sangat pesat, distribusinya yang tak lagi manual seperti koran tetapi sudah menggunakan teknologi, perlu diketahui akademisi maupun mahasiswa. Mahasiswa juga bisa menjadi produsen berita dengan tetap berpegang teguh pada kaidah jurnalistik, karena mengabarkan informasi harus tetap menggunakan kaidah dan kode etik yang ada. Dengan menjadi produsen informasi, mahasiswa juga diharapkan mampu memiliki sikap kritis pada informasi-informasi yang mereka konsumsi dari media.

Sinergi Banyak Pihak

Untuk memecahkan persoalan kompetensi SDM, salah satunya, perguruan tinggi dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan. Kemnakertrans juga bisa membantu hal tesebut dengan memberikan akses untuk berhubungan dengan perusahaan-perusahaan. Kemnakertrans sebagai lembaga yang membidangi persoalan tenaga kerja tentu memiliki akses yang cukup mudah dalam berhubungan dengan perusahaan pengguna tenaga kerja. Di sinilah peran Kemnakertrans  sebagai jembatan penghubung bagi perguruan tinggi untuk dapat berhubungan langsung dengan perusahaan.

Interaksi aktif antara perguruan tinggi dan perusahaan sebagai user akan menguntungkan perguruan tinggi dalam banyak hal. Pertama, perguruan tinggi memiliki pengetahuan tentang jenis kompetensi yang sedang dibutuhkan di pasar kerja, sehingga bisa mengembangkan kurikulum yang berbasis pada kompetensi tersebut. Kedua, perguruan tinggi memiliki akses untuk menyalurkan lulusan mereka di perusahaan tersebut, sehingga menjadi nilai tambah bagi para mahasiswa mereka. Di sisi lain perusahaan juga terbantu dengan pasokan tenaga kerja yang kompeten dan siap pakai dari perguruan tinggi. Sinergi yang terjadi antara perguruan tinggi dengan perusahaan atau industri ini tentulah bersifat positif dan menguntungkan kedua pihak.

Kerjasama langsung perguruan tinggi dengan perusahaan terkait dengan program yang dijalankan sebetulnya sudah banyak sekali dilakukan. Banyak dari ranah seperti Geologi, Pertanian, Perikanan, Ekonomi, Ilmu Sosial, dan lainnya, melakukan kerjasama seperti ini. Kerjasama langsung (seperti adanya memorandum of understanding misalnya) perguruan tinggi yang bersentuhan dengan jurnalisme yang berkembang tadi dengan perusahaan juga harus terus diperbanyak.

Masih banyak perguruan tinggi yang berorientasi pada kuantitas lulusan sehingga belum efektif menunjang peningkatan produktivitas tenaga kerja. Banyak yang hanya menitikberatkan untuk mengejar kuantitas lulusan tanpa mempertimbangkan pembekalan skill, padahal kemampuan "soft atau hard skill" saat ini menjadi perantara utama antara lulusan perguruan tinggi dengan dunia kerja. Perguruan tinggi juga harus tanggap dengan tantangan kerja yang akan dihadapi lulusan ke depan. Dengan hadirnya faktor teknologi yang semakin maju dan berkembang, tentu saja banyak yang berubah. Cara kerja, kecepatan dan ketepatan. Sulit jika tantangan baru masih dijawab dengan jawaban lama.

Dalam membenahi orientasi yang keliru—atau gagap perkembangan—tersebut diperlukan perhatian yang besar dari seluruh pemangku kepentingan baik formal maupun informal. Apabila hal itu tetap menjadi paradigma utama pendidikan tinggi di Indonesia, maka keterkaitan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja menjadi pudar sehingga tidak akan dapat mengurangi jumlah pengangguran, bahkan justru menambah. Lebih jauh lagi, akan lebih baik jika pada akhirnya lulusan-lulusan ini mempunyai kesadaran dan keinginan untuk menjadi entrepreneur di dunia komunikasi dan pasar media, baik itu setelah melalui penggodokan lewat pengalaman atau langsung berfokus ke ranah tersebut setelah ia lulus.

Memang, lemahnya produktivitas pekerja juga dipicu oleh ketidakmampuan mengakses pendidikan karena mahalnya biaya pendidikan. Untuk itu Kemnakertrans juga perlu mendorong agar biaya pendidikan murah dan mudah diakses masyarakat luas.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun