Tikus adalah salah satu Organisme Perusak Tanaman (OPT) yang kerap kali menjadi keresahan petani, khususnya di area sawah yang memiliki aliran irigasi. Upaya peningkatan produksi hasil panen khususnya padi menjadi terkendala akibat gangguan hama dan penyakit.
Populasi hama tikus terus meningkat setiap tahunnya, ada sekitar 161.000 ha/pertahun lahan yang terserang hama tikus. Tikus menjadi hama yang sulit dikendalikan bahkan dihilangkan, karena tikus akan menghasilkan anakan sekitar 300 per ekornya. Namun, adanya tindakan pencegahan atau upaya menimalisir populasi tikus terbelah di musim hujan merupakan tindakan yang harus dilakukan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Upaya penangkapan tikus yang dilakukan di Desa Taraman Jaya yang di bantu oleh dinas pertanian setempat, bersama dengan kelompok tani dan juga mahasiswa KKN 99 Universitas Sriwijaya. Kegiatan ini dilakukan dengan menyebarkan blerang di lubang lubang yang menjadi sarang tikus, kemudian belerang tersebut di panaskan untuk menyebarkan bau belerang sehingga tikus-tikus akan keluar dari sarangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H