Mentari sore baru saja mengintip dari balik  buku Gaku (Gunung Tinggi), menyapa Desa Bobo dengan hangat. Udara sejuk khas pedesaan menyapa setiap penghuni, termasuk anak-anak desa yang bersemangat memulai hari. Di antara Dorang, ada Generasi yang berbondong-bondong menuju sebuah bangunan sederhana namun penuh makna, Perpustakaan Fala-Gaku.Â
Mata Dorang berbinar, langkah dorang ringan, dan hati Dorang berdebar penuh semangat. Di sana, Dorang akan menimba ilmu, mengasah otak, dan mengukir mimpi. "Cerdas Generasiku, Maju Desa Bobo," terukir jelas di dinding perpustakaan, menjadi moto yang selalu mereka pegang teguh.Â
Di dalam perpustakaan, suasana hening menyelimuti. Aroma kertas dan tinta baru tercium lembut, menambah ketenangan. Anak-anak desa dengan tekun membaca buku-buku yang tertata rapi di rak-rak. Ada yang asyik membaca buku cerita, ada yang fokus mempelajari pelajaran sekolah, dan ada pula yang sedang menelusuri buku-buku tentang pertanian, keahlian yang menjadi tulang punggung Desa Bobo.Â
Setiap hari, Dorang datang ke perpustakaan, tak kenal lelah. Dorang tahu, pendidikan adalah kunci untuk mengubah nasib, memajukan desa, dan meraih mimpi. Dorang ingin menjadi generasi cerdas yang mampu membawa Desa Bobo menuju masa depan yang lebih gemilang.Â
Di sela-sela membaca, Menulis, Dorang saling bertukar pikiran, berdiskusi, dan belajar bersama. Semangat belajar tak pernah padam, bahkan di tengah keterbatasan fasilitas. Dorang percaya, dengan tekad yang kuat dan semangat yang membara, mampu mencapai cita-cita.Â
Perpustakaan Fala-Gaku menjadi oase pengetahuan bagi anak-anak desa Bobo. Di sana, Dorang menemukan inspirasi, mengasah bakat, dan menumbuhkan mimpi. Dengan moto "Cerdas Generasiku, Maju Desa Bobo," Dorang bertekad untuk menjadi generasi penerus yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu memajukan Desa Bobo (Marahi).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
