SM*SH, boyband Indonesia yang tergolong sukses. Karena sampai sekarang mereka mampu bertahan dari gempuran boyband dalam negeri yang tak terhitung lagi jumlahnya. Banyak yang menghujat boyband ini, karena selalu lipsync saat bernyanyi di atas panggung, atau karena penampilan mereka yang menurut beberapa orang terkesan ‘Nggak Banget’. ‘Nggak Banget’ karena penampilan SM*SH meniru boyband Korea, yang menurut saya, terlalu wanita sekali. Waduh. Jadi semakin tidak suka saya. Istilah bahasa Jawa, disebut mblenek. Mbok ya, kumpulan penyanyi cowok itu penampilannya yang garang, semacam Linkin Park, Metallica, atau minimal kayak Westlife gitu lah. Sisi maskulinnya masih ada. Saya sendiri termasuk orang yang jengkel dengan penyanyi-penyanyi yang ‘tidak menyanyi’ saat tampil diatas panggung. Logikanya, mereka sudah pasti dibayar sekian juta rupiah bahkan sebelum tampil, kenapa untuk mengeluarkan suara saja mereka ogah-ogahan? Coba sejenak mereka mau melihat pengamen-pengamen jalanan itu, tiap naik ke bis atau angkot baru, mereka harus mengeluarkan suara yang sebenarnya. Bersaing dengan deru mesin bis. Bersaing dengan hiruk pikuk suara penumpang.
Lalu, saya melihat realita yang ada disekitar kita. Tentang banyaknya lelaki-lelaki yang tidak atau belum bermanfaat bagi bangsa dan negara. Berapa banyak anak lelaki tumpuan harapan orang tua yang sekolahnya berakhir tidak jelas karena waktunya hanya dihabiskan untuk cangkrukan atau game online? Seberapa banyak pria-pria harapan keluarga yang tidak mampu memberi nafkah kepada keluarga, yang bisanya hanya mempekerjakan anak-anak mereka dibawah umur di pinggir jalan? Setidaknya SM*SH bisa menghidupi keluarganya dari kemampuan bernyanyi mereka yang tipis-tipis. Tidak lagi mengandalkan uang saku orang tua. Punya uang cukup banyak untuk disumbangkan kepada orang yang membutuhkan (SM*SH pernah melakukan bakti sosial kepada anak-anak yatim piatu. Sumber berita ada disini). Punya uang buat beli apapun yang mereka mau. Intinya uang yang mereka peroleh itu halal, dan tidak merugikan orang lain, tidak seperti perilaku pemuda berpenampilan necis pelaku pencurian motor mahasiswa misalnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H