Kampus Mengajar memiliki serangkaian seleksi yakni seleksi administrasi dan tes kebhinekaan. Saya Nanda Santin Permatasari merupakan salah satu mahasiswi berasal dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah lolos dari 36.000 mahasiswa pendaftar hingga menjadi bagian dari 15.000 mahasiswa pilihan di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam Program Kampus Mengajar angkatan 4. Saya mendapatkan penempatan di lokasi domisili sendiri, tepatnya di SMP PGRI Ngoro yang berada di Kabupaten Mojokerto.
ProgramKegiatan Kampus Mengajar ini sangat menyenangkan dan memberikan banyak sekali pengalaman berharga untuk diri saya. Program ini diikuti oleh berbagai Universitas baik swasta maupun negeri di seluruh Indonesia. Kementrian Pendidikan mengadakan program Kampus Mengajar bertujuan sebagai progress pengabdian mahasiswa dan relevansi ilmu yang telah didapatkan selama belajar di kampus untuk membuat inovasi baru pada lingkungan masyarakat.
Mengajar di Sekolah Menengah Pertama adalah kegiatan mengajar pertama saya selama ini, akan tetapi saya tidak khawatir karena sebelum terjun ke lembaga sekolah pihak panitia program Kampus Mengajar memberikan pembekalan selama ±1 bulan dengan narasumber yang kompeten di bidangnya.
Sejak berkesempatan untuk bergabung di Kampus Mengajar angkatan 4 dengan misi utama “pendidikan” bersama teman-teman satu kelompok yang berasal dari universitas yang berbeda. Ada yang dari Universitas Negeri Surabaya, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Universitas PGRI Adibuana Surabaya, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang, dan Universitas Islam Majapahit. Selain itu, mahasiswa juga didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang turut membimbing mahasiswa selama program berlangsung. Saya mendapatkan bekal yang mampu mengubah segala aspek pola pikir saya terhadap pendidikan.
Kegiatan Kampus Mengajar ini pun tidak terbatas pada “transfer ilmu” kepada peserta didik, melainkan saya pun turut diberikan “ilmu” juga oleh peserta didik. Karena secara tidak langsung, semangat dan antusias peserta didik menjadi suplemen semangat dan kebahagiaan untuk kami si “laskar pendidikan”.
“Laskar Pendidikan” sebuah julukan yang diberikan kepada seluruh mahasiswa yang berkecimpung dalam program tersebut. Berbekal ilmu yang telah disampaikan saat acara pembekalan Kampus Mengajar juga semangat berbagi untuk adik-adik SD maupun SMP yang akan menjadi peserta didik kami.
Bertemu dengan peserta didik di SMP PGRI Ngoro begitu menyenangkan, karena lagi-lagi saya akan mendapat sumplemen semangat dan kebahagiaan. Begitu banyak karakter yang saya temui di dalam diri mereka. Terkadang seperti kilas balik ke masa saya waktu SMP dulu. Tidak perlu dijabarkan satu-satu, cukup dibayangkan saja bagaimana sesuatu yang kecil dibalut dengan canda dan tawa mampu membuat bahagia.
“Cita-cita kalian apa nak?” pertanyaan singkat yang saya ucapkan kepada peserta didik dan tentu mereka menjawab dengan penuh semangat. Berbagai jawaban pun saya dengar sekaligus saya aamiin-kan.
Dengan mengikuti program ini saya jadi memahami bahwa dunia pendidikan memang perlu untuk terus dikembangkan dan diinovasi. Menjadi seorang pendidik sangatlah menyenangkan, selain itu di lembaga sekolah saya juga banyak diberikan ilmu baru oleh bapak/ibu guru. Serta sambutan pihak lembaga SMP yang sangat terbantu dengan adanya mahasiswa. Kemudian menjadi sebuah tantangan, bagaimana membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan menarik merupakan tantangan tersendiri untuk kami.
Sebagai mahasiswa kita juga perlu mengenalkan IPTEK untuk peserta didik maupun guru di sekolah. Saya berharap program Kampus Mengajar menjadi terobosan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) dan sekolah yang masih akreditasi C maupun belum terakreditasi serta menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat mengumplementasikan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan.