Sapu, ya, hanya sapu. Menurut KUBI, sapu punya dua arti. Pertama, alat untuk menyapu (ada yang dibuat dari ijuk, lidi, sabut, dsb). Kedua, penghapus; apa saja yang dipakai untuk menghapus (membersihkan, menyeka, dsb).
Namun kendati “hanya” sapu, alat ini besar sekali artinya. Tapi jangan salah, sapu baru bisa berarti besar, jika ada yang menggerakkan untuk menyapu atau membersihkan. Kalau terongok begitu saja di sudut rumah, kantor, atau tergantung di toko kelontongan, sapu belum berarti. Sapu baru berarti, jika ada yang menggerakkan dan membuat bersih halaman, benda, jalan, atau apa saja.
Begitulah. Sapu itu ibarat pisau – berarti jika ada darah di matanya!
Sapu juga bisa jadi alat untuk menunjukkan rasa cinta kepada negara.
Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, di tempat lahir penulis, ada bukti soal itu, dan yang membuktikannya, adalah empat-lima anggota pasukan kuning yang bertugas membersihkan jalan Cadas Pangeran.
Mereka, setiap pagi, ketika dingin masih menyergap dan matahari belum terasa panasnya, turun dari rumah masing-masing. Mengenakan seragam kuning-kuning dan tutup kepala (bisa topi bisa juga dudukuy), mereka berangkat ke jalan bersejarah yang telah mengangkat pamor satu Bupati Sumedang, Pangeran Kornel. Sebungkus atau satu wadah nasi, kadang mereka bawa juga, untuk makan siang.
Apa yang ditengteng mereka? Sapu. Ya sapu. Memang ada yang membawa cangkul atau sabit. Namun umumnya, sapulah yang mereka bawa.
Mereka tidak pernah menepuk dada sendiri. Maksudnya tidak menyombongkan diri memiliki jasa besar, bahwa tanpa mereka, Jalan Cadas Pangeran akan kotor oleh sampah.
Tidak.
Mereka, seperti pernah disampaikan kepada penulis dalam suatu kesempatan, menggerakkan sapu membersihkan sampah plastik, bekas air mineral, kertas bekas bungks yang dibuang begitu saja oleh pengendara kendaraan yang lewat Jalan Cadas Pangeran, hanya karena menjalankan kewajiban. Kewajiban sebagai pegawai honorer atau tenaga lepas di Dinas Kebersihan saja.
Selebihnya ya agar mereka rutin menerima honor bulanan dari pemerintah –yang jumlahnya tidak seberapa.