Masa new normal dimulai di sejumlah wilayah. Gaungnya terasa. Masyarakat yang selama beberapa bulan diam di rumah pun, menyambut gembira.
Penulis yang tinggal di sebuah desa di Sumedang, Jawa Barat, merasakan kegembiraan masyarakat tersebut.
Termasuk yang gembira, tentu saja penulis dan istri serta anak bungsu yang harus berhenti sementara bekerja karena perusahaannya DIGI di Bekasi, berhenti sementara.
Harapan menyeruak. Sejumlah rencana yang tertunda bahkan terbengkalai bisa berjalan sebagaimana mestinya.Â
Rencana kuliah lagi, rencana membantu memberdayakan masyarakat dan rencana lain nya, diharapkan bisa mulai berjalan.
New normal, hidup dengan kenormalan baru, memang pada akhirnya harus jadi pilihan pemerintah. Jika tidak, kita akan terpuruk.
Anggaran negara akan habis untuk menyelamatkan jutaan warga miskin dari kelaparan. Kalangan menengah tidak mustahil, tumbang juga, kecuali mereka yang bekerja sebagai ASN dan perusahaan milik negara yang mendapat jaminan macam-macam.
Pokoknya, dampaknya akan besar sekali jika PSBB terus-terusan dilaksanakan.
Karena itu, secara pribadi, penulis mendukung sekali upaya pemerintah menerapkan strategi hidup yang disebut new normal.
Waspada
Nah terkait new normal tersebut, penulis berharap, pemerintah, baik daerah, provinsi maupun pusat, Â membuat kebijakan baru terkait insentif Ketua RT dan RW.