Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gembrong Liwet, Tradisi Baru Sambut Ramadhan

5 Mei 2019   10:04 Diperbarui: 5 Mei 2019   10:37 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak cara untuk menyambut Ramadhan. Salahsatu cara yang dilakukan warga Desa Citali Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, adalah makan liwet rame-rame atau istilah warga setempat "gembrong liwet". Gembrong (bahasa Sunda) berarti mengerubungi, sedangkan liwet, nasi yang diolah khusus dan biasanya menggunakan kastrol.

Sepengetahuan penulis, dulu, di Desa Citali sebenarnya tidak ada yang namanya gembrong liwet. Penulis tahu itu, karena kebetulan kakek dan ayah berasal dari Citali. 

Tempat tinggal penulis sendiri, tidak jauh dari Citali. Yang namanya gembrong liwet untuk menyambut Ramadhan, baru muncul sekira lima atau tujuh tahun lalu.

Awalnya, memasak dan makan liwet rame-rame jelang Ramadhan itu dilakukan di pesawahan atau perkebunan. Namun belakangan, karena pesertanya makin banyak dan panitianya kerap mengundang media, baik televisi, media online maupun media cetak, acaranya dalam dua tahun terakhir, diselenggarakan di lapang yang luas. Hal itu seperti terlihat di Lapang Sepak Bola Cikubang, Desa Citali, baru-baru ini.

"Kenapa acaranya diselenggarakan di lapang, memang karena pesertanya banyak. Selain itu, karena kami sengaja mengundang wartawan dan berniat menjadikan acara gembrong liwet sekaligus ajang wisata," kata Dudun, pemuda setempat yang bertindak sebagai anggota panitia.

Dudun mengaku, menyelenggarakan gembrong liwet di lapang, memang kurang tepat. Harusnya, acaranya tetap dilakukan di pesawahan atau perkebunan. Ngaliwet, katanya, betapapun lebih asyik di tempat seperti itu.

Akan tetapi, karena ada tujuan dan misi tertentu dari panitia, acaranya akhirnya diselenggarakan di lapang. "Yah, bagaimana lagi, Kang?" ujar Dudung sambil mengangkat bahunya.

Namun terlepas dari hal itu, gelaran tradisi baru menyambut Ramadhan di Citali kali ini, tetap menarik untuk disaksikan dan diikuti. Ibu-ibu dan lelaki warga desa yang terbagi dalam belasan kelompok, sejak pagi hingga tengah hari sibuk menyiapkan beras, bumbu dan lauk-pauknya. Setelah acara dimulai, bumbu itu meraka racik rame-rame. Beras dan lauk pauknya pun kmeudian diolah menggunakan perapian dari tungku dan kastrol.

Selain dihadiri ratusan warga, acara tersebut juga dihadiri aparat desa, unsur muspika Pamulihan, serta pejabat di Pemkab Sumedang. Mereka ikut memasak, kemudian makan liwet rame-rame. Saat itu,  pejabat desa, kecamatan, dan kabupaten, berbaur, menyatu, akrab satu sama lain.

Maka, tujuan dari acara gembrong liwet pun tercapai sudah.  Menurut Kepala Desa Citali Nana Nuryana, salahsatu tujuannya adalah memupuk kebersamaan warga. Selain itu, untuk mengungkapkan rasa syukur warga atas nikmat yang diberikan Allah SWT. "Hal lainnya, agar kami siap menjalankan ibadah puasa di bulan penuh berkah nanti," katanya kepada penulis.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun