Sepanjang hidup penulis dari kecil hingga kini, ada beberapa penyanyi yang cukup dekat di hati. Penyanyi yang dekat di hati dan seakan menjadi bagian dari kehidupan penulis tersebut adalah Ebiet G Ade, Iwan Fals, dan Ritta Rubby Hartland.
Ada beberapa alasan mengapa mereka menjadi penyanyi favorit sepanjang masa. Di antaranya, mereka beda dari penyanyi lain, sederhana dalam lirik dan lagunya, serta berkarakter.
Penulis merasa, sejumlah lagu mereka, baik yang bertema cinta maupun sosial, bisa mewakili isi hati atau perasaan penulis. Seperti rumus sebuah berita dalam ilmu jurnalistik, lagu-lagu mereka memiliki kedekatan dengan penulis -- mungkin juga dengan yang lainnya yang tergabung dalam komunitas penggemar Ebiet G Ade atau Iwan Fals dengan OI-nya.
Kecuali Iwan Fals, Ebiet G Ade apalagi Ritta Rubby Hartland (penyanyi ini sejak menikah tidak mengeluarkan album lagi), beberapa tahun ini memang tidak mengeluarkan karya kreatifnya berupa CD atau pita kaset.
Namun demikian, mereka tetap mengisi relung hati penulis. Mereka tetap belum tergantikan oleh penyanyi anyar yang datang silih berganti, termasuk yang lahir dari ajang pencarian bakat atau kompetisi.
Saat butuh ketentraman dan kedamaian, koleksi kaset mereka (berupa kaset pita), kerap penulis putar kembali. Sambil tiduran, atau sambil membaca novel ringan. Mereka juga kadang penulis "suruh" menyanyi ketika penulis akan tidur malam.
Penulis ingat, dulu, ketika masih SMP, sepulang sekolah atau sebelum berangkat sekolah bila masuk sore, hampir tiap hari memutar album-album awal Ebiet G Ade dengan Camellianya.Â
Saat itu, penulis kerap bertanya mungkinkah suatu saat nanti ada perangkat yang bukan hanya bisa mengeluarkan suara tetapi komplit dengan gambarnya?
Pertanyaan penulis tadi ternyata terjawab beberapa tahun kemudian, setelah muncul VCD yang bisa memunculkan gambar berikut suaranya sekaligus!
Penulis juga ingat Ebiet pernah melantunkan lagu soal cita-cita memiliki istri yang cantik dan pintar serta jadi kepala desa.Â
Ternyata, makin hari, lagu itu menginpirasi penulis. Sejak dulu hingga kini, penulis ingin jadi kepala desa. Kebetulan, penulis sudah memiliki istri yang cantik, juga pintar. Hehe!