Saat panik sambil sesekali melihat kondisi alam, sang pawang hujan yang kebetulan dipercaya juga menanak nasi, menghampiri penulis. Dia tampak tenang kemudian berbisik. "Tolong pesankan lagu Bangbung Hideung ke pemusik. Saya ingin joged di panggung," katanya.
Bangbung Hideung adalah lagu Sunda  yang disukai pecandu joged karena irama dan hentakan kendangnya bergairah. Konon, lagu itu cukup mistis dan bisa mengundang roh-roh tertentu masuk ke tubuh yang sedang joged.
Ketika tembang yang dipesan dimainkan pemusik, sang pawang naik ke panggung. Hujan sudah mulai turun dan sepertinya akan deras. Sang pawang joged sambil terlihat komat-kamit. Saat itu, sejumlah tamu naik ke panggung juga, kemudian turut menari dengan bergairah dan seru.
Seorang penari  tiba-tiba jatuh pingsan di atas panggung, entah karena apa. Setelah digotong ke rumah dan penulis membaca Al Fatehah dan mencipratkan air putih ke wajahnya, yang pingsan, tersadar. Ia istigfar beberapa kali.
Ajaibnya, bersamaan dengan selesainya lagu pesanan pawang hujan,Bangbung Hideung, alam tiba-tiba terang kembali. Hujan pun berhenti.
Sang pawang mendekati penulis kemudian berbisik kembali. "Ada yang mengganggu, tapi sudah saya usir," ujarnya. Tapi dia tidak menjelaskan apa dan siapa yang mengganggu itu, juga soal tamu yang tiba-tiba naik ke pangung dan salahsatunya jatuh pingsan.
"Alhamdulilah, Allah SWT mengabulkan doa kita. Semuanya karena kemurahan dan kebaikanNya," kata sang pawang kepada penulis.
Penulis mengangguk-angguk. Setuju dengan ucapannya.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI