Untuk pilpres 2019 mendatang, sebagaimana diutarakan beberapa politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), peluang  Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul di Jawa Barat, diyakini kuat.
Hal itu misalnya diutarakan Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira dan politikus Eva Sundari.
Disebutkan, tahun 2014 Jokowi memang pernah kalah di Jabar. Namun dalam pilpres 2019, kondisinya akan berbeda. Lumbung suara Prabowo Subianto pada pilpres 2014 lalu tersebut, akan direbut Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Menurut Andreas, ada beberapa hal yang menyebabkan PDIP yakin capres-cawaspres yang didukungnya akan unggul di Jawa Barat.
Pertama, karena rakyat, dalam empat tahun terakhir, sudah merasakan banyak manfaat dari kinerja pemerintahan. Rakyat dimaksud tentu termasuk rakyat Jawa Barat.
PDIP mengklaim, baiknya persepsi masyarakat tentang pemerintahan Jokowi dalam empat tahun terakhir itu, cenderung stabil meningkat secara merata.
Kedua, sebagaimana diungkapkan politikus PDIP Eva Sundari, caleg-caleg partai koalisi di Jawa Barat, lebih unggul dari caleg koalisi di kubu sebelah. Fakta itu, katanya, di atas kertas bisa memenangkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Jawa Barat.
"Kebetulan", keyakinan PDIP itu sejalan dengan hasil survey LSI Denny JA yang dilakukan pada 4-14 Oktober 2018. Menurut survey tersebut, di Jabar, parpol koalisi Jokowi-Ma'ruf meraup 40,9 persen atau unggul dari parpol koalisi Prabowo-Sandi yang hanya mendapat 10,3 persen.
Apakah itu menjadi pertanda Prabowo-Sandiaga Uno dalam pilpres 2019 memang akan kalah di Jawa Barat?
Jawabannya tentu belum pasti. Pilpres masih beberapa bulan lagi, dan kondisi bisa saja berubah. Dukungan rakyat masih terus berubah baik untuk kubu Joko Widodo maupun Prabowo.
Tidak mustahil, dalam perjalanannya, rakyat yang dikatakan merasakan manfaat pemerintahan Joko Widodo, memutuskan untuk tidak memilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin.