Apartemen. Jatinangor Kecamatan Jatinangor, Sumedang, yang berada di sebelah barat Kota Sumedang dan timur Bandung, Jawa Barat, kini memang bukan kawasan pendidikan lagi. Beda kondisinya dengan beberapa tahun sebelumnya.
Sekitar sepuluh tahun ke belakang atawa sebelumnya, bila menyebut  atau mendengar nama Jatinangor otomatis ingatan akan langsung teringat kapada kampus STPDN, Ikopin, Unwim atau  Unpad berikut mahasiswanya. Juga, tentu, teringat kepada tempat kost mahasiswa yang sederhana, baik yang ada di dekat kampus, maupun agak jauh.
Namun kini, tidak seperti itu lagi. Yang terbayang bila menyebut Jatinangor, bukan lagi kampus dan mahasisya, tetapi apartemen mewah serta mallnya. Padahal di Jatinangor kini, sudah ada perguruan tinggi elit pindahan dari Kota Bandung, Institut Teknologi Bandung.
Ya, betapa tidak. Sebab di kawasan Jatinangor sekarang sudah berdiri megah lima apartemen dan dua pusat perniagaan. Kelima apartemen tersebut, dua di antaranya bahkan persis di seberang sebuah perguruan tinggi, menjulang tinggi seakan ingin menembus langit.
Selain apartemen, berdiri pula beberapa hotel dan hunian berbentuk guest house baik yang fasilitasnya wah maupun standar.
Luar jalur. Lalu, apakah pertumbuhan Jatinangor seperti itu sesuai rencana? Â Jawabannya, menurut hemat penulis, sudah jauh keluar dari jalurnya.
Berdasarkan rencana tata ruang Kabupaten Sumedang, Jatinangor akan dikembangkan jadi kawasan pendidikan. Kalaupun ada pembangunan insfrastruktur, tapi sebagai sarana penunjang pendidikan.
Itu sebabnya, agar perkembangan dan pertumbuhannya tidak semakin keluar dari track, Pemkab Sumedang harus menyingsingkan lengan baju. Pemkab, setidaknya, harus membenahi perizinan pembangunan di Jatinangor.
Wakil Bupati Sumedang terpilih Erwan Setiawan pun sepertinya menyadari hal itu. Ketika dikonfirmasi ia membenarkan pertumbuhan Jatinangor sudah meleset dari penataan awal sebagai kawasan pendidikan.
Atas dasar itu ia berjanji akan memperketat perizinan di Jatinangor. "Selain itu saya akan melakukan zonasi pembangunan hingga ke tingkat RT-RW, baik itu wilayah pendidikan, industri maupun perumahan," ujarnya.
Penulis harapkan, rencana itu bisa terwujud walau sedikit pesimis. Beberapa pimpinan daerah sebelumnya pun pernah menyampaikan hal serupa terkait penataan Jatinangor.