Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keren, Gapura Warga Padalarang Juara Gapura Asian Games

29 Agustus 2018   22:44 Diperbarui: 29 Agustus 2018   23:08 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gapura Padalarang/dok penulis

Warga Kompleks Permata Padalarang Blok D Desa Jaya Mekar Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, hari-hari ini, tengah bergembira. Penyebabnya, gapura bertema Asian Games yang didukung APP Sinar Mas sebagai official partner,  yang dibangun mereka  sekaligus untuk menyambut HUT 73 Kemerdekaan RI jadi Juara Pertama Lomba Kreasikan Gapuramu Asian Games, yang diselenggarakan Kemenkominfo.

"Betapa tidak gembira atuh. Karena kami bisa menyisihkan gapura lain dari seluruh Tanah Air," kata Mulyadini, warga.

Menurut keterangan, gapura Kompleks Permata Padalarang tersebut menempati peringkat pertama dengan skor 82,1. Sementara peringkat kedua atau juara dua dengan skor 81,7 adalah Karang Taruna Karang Binangun, Desa Karang Binangun Kecamatan Blitang Madang, Kabuparen Oku Timur, Sumsel. Atas keberhasilannya, warga di Kompleks Padalarang mendapat  hadiah dari Kemenkominfo sebesar Rp 25 juta.

Mulyadini menuturkan, mereka awalnya hanya membuat gapura untuk memeriahkan perayaan Agustusan saja. Namun kemudian, karena ada Lomba Gapura Asian Games 2018 dengan tema Energy of Asia, tema gapura dirancang dengan memadukan tema perjuangan dan Asian Games.

Gapura Padalarang/ dok penulis
Gapura Padalarang/ dok penulis
Gapura antara lain menonjolkan aspek seni pewarnaan dan tata kelola lampu dengan menggunakan tenaga listrik, selain ada simbol Asian Games dan perjuangan. "Namun sepertinya, yang membuat kami unggul karena kuatnya aspek seni pewarnaan, karena gapura tampak seperti hidup, baik siang maupun malam," kata Mulyadini.

Gapuranya sendiri, dibuat dengan biaya sekitar Rp 600.000 dari kas dan sumbangan warga. Sementara pembuatannya hanya beberapa hari.  Itupun hanya tiap Sabtu dan Minggu, karena hari-hari biasa, warga umumnya sibuk bekerja.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun