Asian Games 2018 yang mendapat dukungan dari APP Sinar Mas sebagai official partner gaungnya memang sampai ke desa, termasuk desa terpencil sekalipun. Adanya televisi yang menyiarkan gelaran olahraga tersebut, baik langsung maupun tidak, adalah salahsatu penyebabnya.
Nah bagaimana pendapat ema-ema di desa soal Asian Games 2018 tersebut? Berikut ini beberapa di antaranya yang penulis dapat ketika jalan-jalan ke beberapa wilayah di Sumedang, Subang dan Pangandaran, Jawa Barat, baru-baru ini.
Ma Nonoh, 57, warga Pamanukan, Subang: Ema nonton tayangan Asian Games biasanya selepas Magrig. Menurut ema menyenangkan. Apalagi kalau melihat atlet kita unggul dan mendapat medali. Ema menangis gembira kalau ada atlet kita yang dapat emas.
Ma Sari, 50, warga Rancakalong, Sumedang: Ema hanya nongton acara penbukaannya saja. Pembukaannya keren. Bapak Presiden keren. Bisa naik motor.Â
Ema tidak pernah nongton pertandingannya. Ema tidak suka olahraga.
Ma Iyam (55) Â Pamulihan, Sumedang: Ema senang lihat atlet pencaksilat kita mendapat banyak emas. Itu semua atlet pencaksilat Jawa Barat ya? Yang lainnya ema tidak nongton.
Ma Acih (52), Pamugaran, Pangandaran. Ema senang nongton sepakbola. Sayang, Febri CS ngak masuk final. Ema juga nongton silat. Atlet silat hebat-hebat.
Ma Teti (43), warga Kota Subang: Saya nongton balap sepedah saat lewat ke jalan raya di Subang. Sayang ya, atlet balap sepedah kita kurang menggigit. Aneh. Padahal mereka sudah tahu medan. Tapi saya kecewa, dagangan saya, pecel, tidak laku saat ada balap sepedah.
Ma Dede, 47, Buahdua, Sumedang: saya nongton kadang-kadang saja. Tapi saya suka nongton cabang voli. Saya dari kecil senang voli.Â
Demikianlah. Dari yang diajak ngobrol diakui ada juga yang mengaku kurang senang Indonesia jadi penyelenggara  Asian Games. Menurut mereka, Asian Games kurang bermanfaat bagi warga kecil yang tidak punya pekerjaan. Alangkah bermanfaatnya duit Asian Games jika digunakan untuk mensejahterakan masyarakat.
Ada juga yang berpendapat lebih baik duit penyelenggaraannya digunakan untuk memperbaiki sekolah yang rusak.***